Anjat, seni anyam suku Dayak yang berbahan baku Rotan. Selain tempat menaruh makanan, kapur, sirih, pinang, gambir, tembakau dan lainnya. Jika ada sekarang ada gerakan diet kantong pl4st1k artinya orang dayak sudah melampaui dan mendahului, karena anjat adalah tempat yang berbahan alami dari alam yang kokoh walau lentur tapi bisa bertahan sangat lama dan pastinya organik.
Anyaman ini gambarkan keselarasan, keberagaman, kebersamaan, gotong royong, musyawarah dan mufakat dalam satu kesatuan di masyarakat. Semangat inilah mengapa orang-orang dari suku dayak ini selalu bisa bertahan.
Rotan yang diambil disekitar hutan mereka, kerajinan tangan ini sebenar adalah salah satu upaya pemanfaatan hasil hutan yang lestari dan berwawasan lingkungan, karena bagi mereka hutan, bukan hanya tempat berburu dan meramu saja, begitu pula dengan tanah dan sungai, semua itu satu kesatuan yang sekaligus ibu. Ibu semua mahluk yang melindungi dan menghidupi.
Jika hutan, tanah dan sungai atau salah satunya rusak maka akan saling mempengaruhi dan merusak pula suku dayak, baik secara identitas dan entitas mereka, kepunahan adalah ancaman yang nyata. Orang dayak memanfaatkan alamnya secara bijak sana, hanya cukup pada sebatas keperluannya saja, tidak berlebihan apa lagi sampai serampangan, karena sadar selain menjaga selalu lestari sekaligus aturan hukun adat tua tak tertulis dari dan sampai ke mereka sampai saat ini secata turun temurun. Begitu juga bagi wanita dayak, mereka bisa saja melahirkan banyak anak tetapi mereka tidak bisa melahirkan hutan, tanah dan sungai. Maka mereka selalu menjaga kelestariannya.
Saya sengaja ambil gambar ini agar terlihat bagian dalamnya saja karena foto luarnya sudah sangat banyak.
