Salam kenal anggota Samsung Member semua, dan para moderator forum, sebelumnya perkenalkan saya Ahmad, baru aktif di forum ini dan semoga bisa menjalin silaturahmi yang baik dengan kawan-kawan semua.
Uhm, sedikit cerita, saya adalah penyintas (mantan pasien) positif Covid-19 di salah satu daerah di Jawa Timur. Alhamdullah saat ini saya sudah dinyatakan sembuh namun masih aktif melakukan isolasi mandiri.
Mungkin bukan masa yang nyaman untuk diceritakan, tapi pengalaman ini mengajarkan banyak hal yang sangat berharga bagi hidup saya. Salah satunya menghargai siapa yang ada di sekitar kita, yang peduli pada kita, bahkan ketika terkadang kita kurang peduli pada mereka.
Tepat sehari setelah dipastikan positif dan harus di karantina intensif, ketika mayoritas orang menghindari (saya bisa memahami alasan mereka), bahkan keluarga terdekatpun tidak bisa mengusahakan karena saya berada di kota berbeda, namun nyatanya masih ada yang berusaha untuk peduli.
Nama beliau, Mbak Ayun, tetangga kos yang juga seorang perawat di RS umum di kota tempat saya tinggal, yang entah bagaimana akhirnya menjadi salah satu perawat selama masa karantina saya.
Beliau mungkin jauh dari perkiraan saya, menjadi seseorang yang akhirnya peduli dengan saya. Salah satu yang selalu teringat adalah selembar kertas bertulis kata semangat, yang beliau berikan.
“Tetap semangat, mas pasti sehat.”
Mungin hanya kata-kata sederhana, namun dampaknya sangat besar untuk saya dan mungkin ribuan pasien Covid lain di luar sana, yang tidak hanya butuh perawatan namun yang tepenting adalah semangat dan dukungan, untuk menumbuhkan lagi kepercayaan.
Menjelang lebaran, saya ingin… sekali nantinya bertemu mbak Ayun. Sekali lagi berterima kasih atas segalanya dan andai rezeki, hadiah dari Samsung pasti akan jadi hal yang menggembirakan buat mbak Ayun.
Meskipun apa yang saya lakukan masih jauh dibanding perhatian dan upaya beliau sebagai ujung tombak melawan masa pandemi ini. Namun setidaknya saya, ingin berupaya membantu mbak Ayun dan banyak pekerja medis di luar sana, dengan tetap di rumah dan saling menjaga.
Jika setelah ini saya punya kesempatan untuk menjadi seseorang yang lebih baik, mungkin saya ingin menjadi seseorang yang bisa bermanfaat untuk orang lain, bahkan mungkin untuk orang yang tidak kita kenal sebelumnya.
“Ramadhan beranjak pergi, berganti fajar syawal di pagi hari, membawa cahaya kedamaian di penghujung Ramadhan, menebar berkah di hari kemenangan. Selamat idul fitri. Taqabbalallahu minna wa minkum. Minal aidin walfaizin, Mohon maaf lahir dan batin.”
Uhm, sedikit cerita, saya adalah penyintas (mantan pasien) positif Covid-19 di salah satu daerah di Jawa Timur. Alhamdullah saat ini saya sudah dinyatakan sembuh namun masih aktif melakukan isolasi mandiri.
Mungkin bukan masa yang nyaman untuk diceritakan, tapi pengalaman ini mengajarkan banyak hal yang sangat berharga bagi hidup saya. Salah satunya menghargai siapa yang ada di sekitar kita, yang peduli pada kita, bahkan ketika terkadang kita kurang peduli pada mereka.
Tepat sehari setelah dipastikan positif dan harus di karantina intensif, ketika mayoritas orang menghindari (saya bisa memahami alasan mereka), bahkan keluarga terdekatpun tidak bisa mengusahakan karena saya berada di kota berbeda, namun nyatanya masih ada yang berusaha untuk peduli.
Nama beliau, Mbak Ayun, tetangga kos yang juga seorang perawat di RS umum di kota tempat saya tinggal, yang entah bagaimana akhirnya menjadi salah satu perawat selama masa karantina saya.
Beliau mungkin jauh dari perkiraan saya, menjadi seseorang yang akhirnya peduli dengan saya. Salah satu yang selalu teringat adalah selembar kertas bertulis kata semangat, yang beliau berikan.
“Tetap semangat, mas pasti sehat.”
Mungin hanya kata-kata sederhana, namun dampaknya sangat besar untuk saya dan mungkin ribuan pasien Covid lain di luar sana, yang tidak hanya butuh perawatan namun yang tepenting adalah semangat dan dukungan, untuk menumbuhkan lagi kepercayaan.
Menjelang lebaran, saya ingin… sekali nantinya bertemu mbak Ayun. Sekali lagi berterima kasih atas segalanya dan andai rezeki, hadiah dari Samsung pasti akan jadi hal yang menggembirakan buat mbak Ayun.
Meskipun apa yang saya lakukan masih jauh dibanding perhatian dan upaya beliau sebagai ujung tombak melawan masa pandemi ini. Namun setidaknya saya, ingin berupaya membantu mbak Ayun dan banyak pekerja medis di luar sana, dengan tetap di rumah dan saling menjaga.
Jika setelah ini saya punya kesempatan untuk menjadi seseorang yang lebih baik, mungkin saya ingin menjadi seseorang yang bisa bermanfaat untuk orang lain, bahkan mungkin untuk orang yang tidak kita kenal sebelumnya.
“Ramadhan beranjak pergi, berganti fajar syawal di pagi hari, membawa cahaya kedamaian di penghujung Ramadhan, menebar berkah di hari kemenangan. Selamat idul fitri. Taqabbalallahu minna wa minkum. Minal aidin walfaizin, Mohon maaf lahir dan batin.”
