Hari 2 bisa baca: https://r1.community.samsung.com/t5/Others/Samsung-Members-ke-Bangkok-Hari-2-Nonton-Blackpink/m-p/94...
Kebetulan saya adalah satu nama dari sepuluh Samsung Members asal Indonesia yang terpilih untuk berangkat ke Bangkok dan menghadiri acara Galaxy Unpacked.
Di sana, kami tidak hanya menyaksikan peluncuran dua seri ponsel terbaru yakni Galaxy A70 dan Galaxy A80, tetapi juga menonton penampilan grup Blackpink yang baru-baru ini merilis lagu "Kill This Love" dan ditonton di Youtube sebanyak 60 juta views dalam waktu 24 jam semenjak diunggah.
Saya akan membagikan pengalaman saya bergembira di sana, sekadar informasi agar kegembiraannya bisa menular ke teman-teman Samsung Members. Cerita ini juga memiliki moral cerita agar kita makin serius meramaikan dan memberi manfaat bagi rumah bersama yakni Samsung Members.
Harusnya saya membuat laporan saat di Bangkok, tapi belakangan saya sadar bahwa layanan komunitas dari Samsung ini diikat berdasarkan wilayah. Artinya bila saya membuka aplikasi Samsung Members di negara lain, data dan pengaturannya jauh berbeda. Dan kita tidak bisa mengakses forum dari Indonesia.
Cerita saya dimulai dari...
TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO-HATTA
Kami berkumpul untuk pertama kalinya, sepuluh nama terpilih sebagai pemenang, di Sate Senayan, sebuah tempat makan di dalam Terminal 3. Saya berkenalan dengan teman-teman yang datang dari latar belakang yang berbeda.
Di tempat itu, mas Anto atau dulu dikenal sebagai SuperAdmin membagikan jaket biru bertuliskan Samsung Members Indonesia lengkap dengan benderanya. Bangga sekali. Desain jaketnya cukup jelas menerangkan identitas kita yang ingin membawanya ke tempat lain.
Berfoto bersama menjadi hal yang tidak terhindarkan.
Samsung Indonesia membawa rombongan besar ke Bangkok. Dimulai dari Samsung Members, Galaxy Team seperti Mikha Tambayong, pembuat konten Youtube seperti Gadgetin, Putu Reza, SobatHape, dan Sheggario. Tidak ketinggalan pula sekitarnya 30+ wartawan dari berbagai media.
Satu masalah, rupanya kami hanya ada sembilan orang. Ada satu orang yang ternyata masih di perjalanan padahal lepas landas tinggal satu jam lagi. Dari posisi yang dibagikan, kami agak sangsi dia bisa datang tepat waktu.
Dan sampailan kami di badan pesawat milik Garuda Indonesia. Perjalanan yang kami hadapi selama tiga jam kedepan. Beruntung lah tidak ada masalah.
Dan akhirnya rombongan Samsung Members, media dan pembuat konten tiba di Thailand. Dan kami pun berangkat.
BANDARA SUVARNABHUMI
Akhirnya menginjakkan kaki ke Thailand. Dari sana perjalanan ditempuh hingga 3 jam sampai ke "Negeri Gajah Putih" ini. Kami disambut Ahmad, pemandu wisata yang akan menemani selama tiga hari dua malam di Bangkok.
Berbeda dengan rombongan media yang langsung dibawa ke tempat menginap yakni Berkeley Pratunam Hotel untuk peluncuran produk tablet dari Samsung, rombongan Samsung Members yang diantar dengan bus yang terpisah langsung berwisata.
Tujuan pertama kami adalah...
WAT PHO
Untuk masuk ke tempat ini, dibutuhkan uang sebesar 200 baht untuk membeli tiket. Di kawasan kuil ini, tidak disarankan untuk mengenakan pakaian yang terbuka, khusus untuk perempuan, kalau tidak harus menyewa sarung untuk menutupi badan.
Kami berjalan menikmati arsitektur hingga mendapati patung Buddha Terbaring (reclining Buddha) yang panjangnya 43 meter dan tinggi 15 meter. Ukurannya saja sudah cukup bikin geger.
Beres berkeliling dan ambil foto bersama, rombongan pun segera kembali ke bus untuk mendatangi lokasi selanjutnya yakni di...
ASIATIQUE
Tempat ini sejatinya adalah pasar yang terletak di samping Sungai Chao Phraya. Isinya adalah toko penjual suvenir dari sekadar gantungan kunci, minuman segar... hingga daging buaya.
Kami menghabiskan waktu menanti matahari tenggelam di sini. Teman-teman memutuskan untuk berkeliling, berpose di depan bianglala (yang tidak dinaiki karena biayanya 450 baht dan tergolong mahal bahkan oleh orang lokal).
Daya tarik tempat ini justru ada di bagian yang menghadap sungai. Di sana berjajar kafe dengan teras yang menghadap ke arah Chao Phraya sehingga tamu bisa menikmati senja sambil melihat lalu lalang kapal yang bersliweran.
Kebetulan pula saat itu sedang ada acara semacam kick-off Festival Songkran yang dilangsungkan pada tanggal 15 April 2019. Festival Songkran adalah festival yang melibatkan pistol air dan kegembiraan di bawah udara panas Thailand. Saat saya di sana, festival itu jadi masuk akal. Sangat masuk akal.
Rupanya dermaga di Asiatique merupakan titik pemberangkatan dari acara selanjutnya yakni makan malam di atas kapal Chao Phraya Princess II. Iya, teman-teman tidak salah baca. Kita naik ke atas kapal yang berukuran besar, di dalamnya sudah tersusun meja makan dan meja berisi makanan prasmanan yang siap diambil.
Oh ya, masih ingat dengan Samsung Members yang ketinggalan pesawat di awal cerita? Rupanya dia berhasil menyusul dengan penerbangan berikutnya dan berhasil bergabung dengan rombongan sesaat sebelum menaiki kapal. Akhirnya grup Indonesia komplit!
Jadilah ini pengalaman yang mengasyikkan. Kita bersantap ditemani iringan lagu, kadang lagu Korea, kadang lagu mandarin, kadang lagu Billboard, dan termasuk lagu Indonesia (kita menyanyikan lagu mbak Via Vallen di sini). Masih belum selesai, semua hidangan itu dinikmati sambil memandangi pemandangan di sepanjang Sungai Chao Phraya setelah matahari tenggelam menyisakan pendar lampu dari bangunan, pasar malam, hingga bangunan kuil yang disorot.
Saat saya menulis "makan di atas kapal yang bergerak menyusuri sungai" bukan berarti kita menuju ke satu tempat. Kapal itu rupanya berjalan dengan rute tertentu dan berputar kembali ke titik awal.
Sekitar 2 jam kemudian, kapal sudah kembali merapat ke Asiatique dengan peserta yang perutnya kekenyangan dan hati kegirangan setelah menyanyi dan berjoget bersama.
Kemeriahan pasar di Asiatique ternyata belum usai, malah makin menjadi dengan lampu yang menyala sana sini. Roda bianglala yang terus berputar menjadi penghias di langit Bangkok malam itu. Sayangnya saya dan kawan-kawan tidak memiliki kesempatan lagi untuk menjelajah karena rombongan harus berjalan ke bus yang akan mengantar ke hotel.
Kalau boleh dicatat, kami memang belum ke hotel sejak mendarat di Thailand. Jadi kami pun tidak sabar untuk meletakkan bagasi, membersihkan badan, dan merebahkan badan ke kasur.
HOTEL BERKELEY PRATUNAM
Sekadar catatan, rupanya hotel kami terletak di kawasan yang cukup strategis. Di sebelah ada Neon Market, pasar malam yang tetap bangun saat langit gelap. Tidak jauh ada juga Big-C, supermarket besar yang buka hingga pukul 2.00 dini hari, isinya serba serbi barang makanan dari Thailand. Buat yang ingin belanja makanan yang dikemas, inilah tempat yang cocok.
Namun saya memilih untuk bertahan di kamar. Selain badan sudah kelelahan, saya ingin merampungkan video vlog perjalanan hari pertama bersama Samsung Members Indonesia. Hasilnya bisa disaksikan di
https://youtu.be/JJhGpzo6jG4
Di sini saya menjelaskan soal kisah di balik keberangkatan saya. Semua tidak lepas dari aplikasi Samsung Members dan segudang kuis yang bisa diikuti dengan mudah dan gratis.
Itu dulu catatan saya untuk hari pertama kunjungan ke Bangkok. Nantikan kelanjutannya.
Kebetulan saya adalah satu nama dari sepuluh Samsung Members asal Indonesia yang terpilih untuk berangkat ke Bangkok dan menghadiri acara Galaxy Unpacked.
Di sana, kami tidak hanya menyaksikan peluncuran dua seri ponsel terbaru yakni Galaxy A70 dan Galaxy A80, tetapi juga menonton penampilan grup Blackpink yang baru-baru ini merilis lagu "Kill This Love" dan ditonton di Youtube sebanyak 60 juta views dalam waktu 24 jam semenjak diunggah.
Saya akan membagikan pengalaman saya bergembira di sana, sekadar informasi agar kegembiraannya bisa menular ke teman-teman Samsung Members. Cerita ini juga memiliki moral cerita agar kita makin serius meramaikan dan memberi manfaat bagi rumah bersama yakni Samsung Members.
Harusnya saya membuat laporan saat di Bangkok, tapi belakangan saya sadar bahwa layanan komunitas dari Samsung ini diikat berdasarkan wilayah. Artinya bila saya membuka aplikasi Samsung Members di negara lain, data dan pengaturannya jauh berbeda. Dan kita tidak bisa mengakses forum dari Indonesia.
Cerita saya dimulai dari...
TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO-HATTA
Kami berkumpul untuk pertama kalinya, sepuluh nama terpilih sebagai pemenang, di Sate Senayan, sebuah tempat makan di dalam Terminal 3. Saya berkenalan dengan teman-teman yang datang dari latar belakang yang berbeda.
Di tempat itu, mas Anto atau dulu dikenal sebagai SuperAdmin membagikan jaket biru bertuliskan Samsung Members Indonesia lengkap dengan benderanya. Bangga sekali. Desain jaketnya cukup jelas menerangkan identitas kita yang ingin membawanya ke tempat lain.
Berfoto bersama menjadi hal yang tidak terhindarkan.
Samsung Indonesia membawa rombongan besar ke Bangkok. Dimulai dari Samsung Members, Galaxy Team seperti Mikha Tambayong, pembuat konten Youtube seperti Gadgetin, Putu Reza, SobatHape, dan Sheggario. Tidak ketinggalan pula sekitarnya 30+ wartawan dari berbagai media.
Satu masalah, rupanya kami hanya ada sembilan orang. Ada satu orang yang ternyata masih di perjalanan padahal lepas landas tinggal satu jam lagi. Dari posisi yang dibagikan, kami agak sangsi dia bisa datang tepat waktu.
Dan sampailan kami di badan pesawat milik Garuda Indonesia. Perjalanan yang kami hadapi selama tiga jam kedepan. Beruntung lah tidak ada masalah.
Dan akhirnya rombongan Samsung Members, media dan pembuat konten tiba di Thailand. Dan kami pun berangkat.
BANDARA SUVARNABHUMI
Akhirnya menginjakkan kaki ke Thailand. Dari sana perjalanan ditempuh hingga 3 jam sampai ke "Negeri Gajah Putih" ini. Kami disambut Ahmad, pemandu wisata yang akan menemani selama tiga hari dua malam di Bangkok.
Berbeda dengan rombongan media yang langsung dibawa ke tempat menginap yakni Berkeley Pratunam Hotel untuk peluncuran produk tablet dari Samsung, rombongan Samsung Members yang diantar dengan bus yang terpisah langsung berwisata.
Tujuan pertama kami adalah...
WAT PHO
Untuk masuk ke tempat ini, dibutuhkan uang sebesar 200 baht untuk membeli tiket. Di kawasan kuil ini, tidak disarankan untuk mengenakan pakaian yang terbuka, khusus untuk perempuan, kalau tidak harus menyewa sarung untuk menutupi badan.
Kami berjalan menikmati arsitektur hingga mendapati patung Buddha Terbaring (reclining Buddha) yang panjangnya 43 meter dan tinggi 15 meter. Ukurannya saja sudah cukup bikin geger.
Beres berkeliling dan ambil foto bersama, rombongan pun segera kembali ke bus untuk mendatangi lokasi selanjutnya yakni di...
ASIATIQUE
Tempat ini sejatinya adalah pasar yang terletak di samping Sungai Chao Phraya. Isinya adalah toko penjual suvenir dari sekadar gantungan kunci, minuman segar... hingga daging buaya.
Kami menghabiskan waktu menanti matahari tenggelam di sini. Teman-teman memutuskan untuk berkeliling, berpose di depan bianglala (yang tidak dinaiki karena biayanya 450 baht dan tergolong mahal bahkan oleh orang lokal).
Daya tarik tempat ini justru ada di bagian yang menghadap sungai. Di sana berjajar kafe dengan teras yang menghadap ke arah Chao Phraya sehingga tamu bisa menikmati senja sambil melihat lalu lalang kapal yang bersliweran.
Kebetulan pula saat itu sedang ada acara semacam kick-off Festival Songkran yang dilangsungkan pada tanggal 15 April 2019. Festival Songkran adalah festival yang melibatkan pistol air dan kegembiraan di bawah udara panas Thailand. Saat saya di sana, festival itu jadi masuk akal. Sangat masuk akal.
Rupanya dermaga di Asiatique merupakan titik pemberangkatan dari acara selanjutnya yakni makan malam di atas kapal Chao Phraya Princess II. Iya, teman-teman tidak salah baca. Kita naik ke atas kapal yang berukuran besar, di dalamnya sudah tersusun meja makan dan meja berisi makanan prasmanan yang siap diambil.
Oh ya, masih ingat dengan Samsung Members yang ketinggalan pesawat di awal cerita? Rupanya dia berhasil menyusul dengan penerbangan berikutnya dan berhasil bergabung dengan rombongan sesaat sebelum menaiki kapal. Akhirnya grup Indonesia komplit!
Jadilah ini pengalaman yang mengasyikkan. Kita bersantap ditemani iringan lagu, kadang lagu Korea, kadang lagu mandarin, kadang lagu Billboard, dan termasuk lagu Indonesia (kita menyanyikan lagu mbak Via Vallen di sini). Masih belum selesai, semua hidangan itu dinikmati sambil memandangi pemandangan di sepanjang Sungai Chao Phraya setelah matahari tenggelam menyisakan pendar lampu dari bangunan, pasar malam, hingga bangunan kuil yang disorot.
Saat saya menulis "makan di atas kapal yang bergerak menyusuri sungai" bukan berarti kita menuju ke satu tempat. Kapal itu rupanya berjalan dengan rute tertentu dan berputar kembali ke titik awal.
Sekitar 2 jam kemudian, kapal sudah kembali merapat ke Asiatique dengan peserta yang perutnya kekenyangan dan hati kegirangan setelah menyanyi dan berjoget bersama.
Kemeriahan pasar di Asiatique ternyata belum usai, malah makin menjadi dengan lampu yang menyala sana sini. Roda bianglala yang terus berputar menjadi penghias di langit Bangkok malam itu. Sayangnya saya dan kawan-kawan tidak memiliki kesempatan lagi untuk menjelajah karena rombongan harus berjalan ke bus yang akan mengantar ke hotel.
Kalau boleh dicatat, kami memang belum ke hotel sejak mendarat di Thailand. Jadi kami pun tidak sabar untuk meletakkan bagasi, membersihkan badan, dan merebahkan badan ke kasur.
HOTEL BERKELEY PRATUNAM
Sekadar catatan, rupanya hotel kami terletak di kawasan yang cukup strategis. Di sebelah ada Neon Market, pasar malam yang tetap bangun saat langit gelap. Tidak jauh ada juga Big-C, supermarket besar yang buka hingga pukul 2.00 dini hari, isinya serba serbi barang makanan dari Thailand. Buat yang ingin belanja makanan yang dikemas, inilah tempat yang cocok.
Namun saya memilih untuk bertahan di kamar. Selain badan sudah kelelahan, saya ingin merampungkan video vlog perjalanan hari pertama bersama Samsung Members Indonesia. Hasilnya bisa disaksikan di
https://youtu.be/JJhGpzo6jG4
Di sini saya menjelaskan soal kisah di balik keberangkatan saya. Semua tidak lepas dari aplikasi Samsung Members dan segudang kuis yang bisa diikuti dengan mudah dan gratis.
Itu dulu catatan saya untuk hari pertama kunjungan ke Bangkok. Nantikan kelanjutannya.
