Original topic:

Pat Pat Smartphone Dilipat, Hanya Gimmick?

(Topic created on: 09-23-2021 06:38 PM)
1224 Views
LuckySebastian
Active Level 4
Options
Galaxy Z

Mewujudkan Mimpi

Memperhatikan sepak terjang Samsung, ada satu sifat yang dimiliki perusahaan besar ini yaitu persistence atau kegigihan.

Kegigihan di sini ketika mereka mempunyai pandangan jauh ke depan, akan seperti apa nanti smartphone beberapa tahun ke depan dengan teknologi yang sedang dikembangkan sekarang dan kemudian mencoba mewujudkannya.

Misalnya di tahun 2013, ketika Samsung berhasil mengembangkan layar AMOLED fleksibel yang bisa dilengkungkan. Mereka sudah berpikir dampak apa yang akan dibawa dari layar ini bagi perkembangan smartphone. Mereka juga mencoba membayangkan bagaimana kehadiran teknologi layar lentur ini akan memungkinkan smartphone untuk dilipat atau digulung, ringkas dalam bentuk, dan maksimal dalam ukuran tampilan.

 

LuckySebastian_0-1632390355525.jpeg

Ket Gambar: 2013, Smartphone Lipat Impian Samsung

Dua tahun lalu mimpi ini terwujud dengan hadirnya Galaxy Fold dan Galaxy Z Flip pertama. Sekarang kita telah memasuki generasi Fold dan Flip yang ketiga, yang Samsung namakan dengan Galaxy Z Fold3 5G dan Galaxy Z Flip3 5G.

Di generasi ketiga ini, sepertinya Samsung menuai hasil dari kegigihannya, dengan penjualan 8x lipat lebih banyak dibanding versi sebelumnya. Pre-order perdananya di beberapa negara, di antaranya Korea, China, Thailand, Singapura, hingga Indonesia, banyak tak bersisa sehingga pelanggan harus menunggu lebih lama untuk restock.

Kondisi ini diakibatkan karena semakin banyak orang telah mengenal seri lipat ini, yang menawarkan bentuk, fungsi, dan fitur yang baru serta lebih fresh. Kemudian secara teknologi juga sudah berkembang lebih baik, seperti daya tahan air, layar yang lebih kuat, fitur yang lebih kaya, dan tentu saja harga yang lebih “terjangkau”.

Untuk seri Galaxy Z Fold3, saya rasa orang-orang lebih mudah memahami fungsinya, dilipat menjadi smartphone, dibuka menjadi tablet.

LuckySebastian_1-1632390355531.jpeg

 

Yang saya rasa banyak dipikirkan orang adalah seri Galaxy Z Flip3, fungsinya apakah hanya membuat smartphone berukuran biasa bisa dilipat menjadi lebih compact, itu sajakah nilai lebihnya?

Saya pikir para engineer dan desainer Samsung tidak senaif itu, hanya karena mereka punya teknologi layar lipatnya dan “iseng” membuat smartphone bisa lebih compact saja.

Pertanyaan itu membuat saya sangat tertarik untuk melihat lebih jauh tentang Galaxy Z Flip3 dan mencobanya. Apakah benar kemampuan dilipat ini hanya untuk style atau gimmick saja, atau memang dirancang lebih?

Benefit Ukuran Compact

Pertama, daya pikat dari Galaxy Z Flip3 ini memang pasti ukurannya yang compact. Untuk memahaminya, kita mulai dari awal Android komersial pertama diperkenalkan, yaitu HTC Dream, di tahun 2008, 13 tahun yang lalu. Ukuran layarnya hanya 3.2 **bleep**. Demikian juga dengan iPhone pertama yang layarnya hanya 3.5 **bleep**.

Lambat laun layar smartphone semakin membesar, resolusi semakin tinggi, dan apa yang bisa ditampilkan di layar semakin banyak, beragam dan detail.

Kalau sekarang kita ditanya “apakah layar 5.3 **bleep** besar?”, kita akan tertawa dan menggolongkannya sebagai layar yang kecil. Tetapi saat Samsung memperkenalkan seri Galaxy Note pertamanya di tahun 2011 dengan layar 5.3 **bleep**, kemunculannya ditertawakan banyak media karena dianggap kebesaran, bahkan diledek Apple bahwa tidak ada yang akan menggunakannya.

LuckySebastian_2-1632390355541.jpeg

Ket Gambar: Galaxy Note Pertama dengan Layar 5.3". - Softpedia

Tetapi ternyata smartphone layar besar ini memikat banyak pengguna, dan mulailah era smartphone dengan layar besar, yang akhirnya diadopsi juga oleh Apple.

Sekarang ini kita sudah terbiasa dengan smartphone layar besar, dengan ukuran layar di atas 6.5 **bleep**.

Tetapi wajar, ada sebagian orang mengeluh ukuran layar besar ini berarti ukuran smartphone yang besar, agak sulit juga untuk dikantongi. Sebagian bernostalgia bahwa smartphone dulu dengan layar kecil akan terasa lebih compact dan cocok.

Makanya sebagian orang mengira dengan hadirnya iPhone 12 mini dengan layar 5.4 **bleep** adalah salah satu solusi yang akan disukai oleh banyak orang.

Sayangnya perkiraan ini salah, penjualannya ternyata kurang menggembirakan di pasaran, bahkan dikabarkan sampai dihentikan produksinya. Di mana salahnya?

“Orang-orang memang menginginkan bentuk yang compact, tetapi bukan layar yang kecil.”

Sepertinya itu problem utamanya, jadi apa solusinya?

Smartphone lipat!

Secara bentuk dan ukuran menjadi sangat compact, tetapi tidak mengorbankan ukuran layar.

(Saya membayangkan kalau saja iPhone 12 mini itu smartphone lipat seperti Galaxy Z Flip3, pasti penjualannya akan wow.)

Berangkat dari filosofi kotak bedak, saya juga awalnya berpikir smartphone lipat Flip ini lebih cocok untuk wanita, sebagai pelengkap style, fashion, atau gaya.

Tetapi saya salah besar.

Buat kaum pria yang banyak membawa smartphonenya dengan dikantongi di kantong celana depan yang jadinya sedikit menonjol karena cukup besar, cobalah Galaxy Z Flip3. Rasanya seperti tidak lagi membawa smartphone.

LuckySebastian_3-1632390355574.jpeg

 

Smartphone "Standar" dikantongi biasanya Menonjol

Bakal terasa lebih secure juga karena smartphone semua masuk ke dalam kantong, sehingga kecil kemungkinannya untuk terjatuh.

Ukuran compact ini mudah dikantongi di celana pendek, di kantong sweater, dan yang tidak bisa dilakukan smartphone biasa, di kantong depan kemeja, tanpa takut terjatuh.

LuckySebastian_4-1632390355610.jpeg

 

Galaxy Z Flip3 dalam kantung Celana masuk sampai dalam

Saat di kendaraan, ukuran compact ini juga memudahkan untuk diletakkan, di atas dashboard, di depan petunjuk speedometer, di laci tanpa penutup dashboard, di tempat minuman, bahkan di pintu di tekukan pegangannya.

LuckySebastian_5-1632390355679.png

 

Scale up dari ukuran yang compact, Samsung masih mendesain casing tambahan yang terlihat sebenarnya sederhana, silicone case with ring. Dengan satu jari masuk ke dalam ring ini, pengguna akan merasa lebih aman menggenggam device yang ketika dilipat ini memang masuk dalam ukuran telapak tangan. Kemudian saat dibuka, ring ini membantu menjaga device tidak mudah slip dan terjatuh.

LuckySebastian_6-1632390355699.png

 

Cover Screen

Para pengguna smartphone sekarang banyak yang memilih layar AMOLED, bukan hanya karena tampilannya yang bagus, tetapi karena always on display atau AOD.

Kita memerlukannya untuk “melirik” notifikasi yang masuk tanpa harus membuka aplikasi, memilah apakah notifikasi itu perlu segera dibaca atau dibalas, atau bisa nanti saja.

Galaxy Z Flip3 memiliki layar Super AMOLED berukuran 1.9 **bleep** di bagian depan, dinamai cover screen. Ukuran layar ini lebih besar dibanding pendahulunya, dan tentu saja dengan ukuran yang lebih besar ini membuatnya memiliki keunggulan lebih.

LuckySebastian_7-1632390355702.jpeg

 

Walau tidak terlalu besar, resolusi 260 x 512 menjadikan kepadatannya 302 ppi, yang membuat mata kita sudah tidak bisa membedakan titik pixel. Gambar yang ditampilkan sangat jelas dan tajam, apalagi didukung dengan kecerahan 935 nits, di mana smartphone kebanyakan layar utamanya juga tidak punya kecerahan setinggi ini.

Layar cover screen ini dan engsel free stop menjadi dua bagian yang membuat desain layar lipat ini bukan sekedar menawarkan ukuran compact saja, tetapi fitur-fitur yang membuat kita akan sangat tertarik memilih device ini.

Layar cover screen ini tentu saja mengenal sentuhan dan gesture, yang menjadikannya melebihi fitur AOD.

Ada delapan aplikasi khusus cover screen yang bisa ditampilkan, kita bisa memilih dari pilihan yang saya rasa akan semakin banyak. Untuk menyalakan cover screen ini cukup tap 2 kali.

Pertama Notifikasi

Notifikasi ini akan menjadi kembaran notifikasi di layar dalam. Jadi kalau ada notifikasi WA, email, Facebook, News, dan lain-lain, semua akan bisa discroll. Bahkan tanpa harus membuka ke layar utama kita bisa membaca isi email yang masuk, WA, dan sebagainya, tetapi untuk membalasnya akan ada tanda “open phone to continue”, dan ketika kita membuka lipatan, otomatis sudah masuk ke aplikasi bersangkutan.

LuckySebastian_8-1632390355798.png

 

Kemudian kalau kita swipe ke kiri ada halaman utama cover screen yang berisi info jam, tanggal, sisa baterai, dan background yang bisa kita pilih (baik gambar foto sendiri atau bawaan seperti animasi binatang, gambar yang bisa di pair sama dengan Galaxy Watch 4, dan lain-lain).

Geser ke kiri lagi kita bisa mengontrol musik yang sedang diputar, kemudian geser lagi berturut-turut, bisa menampilkan timer, skedul, cuaca, jumlah langkah, bahkan merekam.

Jadi fungsi-fungsi sehari-hari ini cukup bisa diakses di cover screen tanpa harus membukanya.

LuckySebastian_9-1632390355888.png

 

Selain swipe dari kiri atau kanan secara horisontal, kita bisa swipe dari atas di cover screen. Ini akan dengan cepat menampilkan pilihan speaker; apakah mau bunyi, mute, atau getar saja. Juga ada slider untuk mengatur kecerahan layar cover screen. Berguna saat kita harus mematikan suara telepon, misal saat meeting atau di tempat umum yang akan dianggap mengganggu.

LuckySebastian_10-1632390355893.jpeg

Ket Gambar: Cara cepat mematikan suara dan mengatur kecerahan layar depan

Saya pertama berpikir dibanding slider kecerahan, bukankah lebih baik slider untuk mengatur besar kecilnya suara, misalnya saat mendengarkan lagu. Tetapi ternyata tombol volume dalam keadaan terlipat bisa digunakan, dan bagusnya adalah desainer Samsung tidak lupa, bahwa dalam keadaan terbuka dan terlipat, tombol volume ini akan terbalik posisinya, volume up di keadaan terbuka akan ada di posisi volume down.

Tetapi ternyata saat terlipat, tombol volume down akan menjadi volume up dan sebaliknya, sehingga pengguna tidak akan bingung.

LuckySebastian_11-1632390355901.jpeg

 

Sebenarnya cover screen ini masih bisa diswipe up untuk menampilkan menu pembayaran Samsung Pay, cuma karena di negara kita belum jalan, maka fungsi ini masih dimatikan.

Sebagai tambahan, dalam keadaan terlipat, ketika ada telepon masuk, tidak perlu dibuka. Lewat cover screen kita bisa menerima atau menolaknya. Saat diterima, maka otomatis pembicaraan akan melalui speaker phone.

Walaupun fungsi cover screen di layar 1.9 **bleep** ini sudah banyak, ternyata Samsung merasa ada bagian penting yang akan banyak digunakan pemakainya, yaitu akses langsung untuk mengambil foto dan video.

Double tap volume pada Galaxy Z Fold3 dalam keadaan terlipat akan mengaktifkan kamera yang memang posisinya ada di sebelah layar cover screen.

Swipe ke kiri dan ke kanan, kita akan berpindah untuk merekam foto atau video. Swipe dari atas ke bawah, kita bisa berpindah dari lensa utama wide ke lensa ultra wide.

LuckySebastian_12-1632390355989.png

 

Hasil foto dan video ini tentu saja membuat selfie memiliki kualitas lebih karena diakses dari kamera utama. Tapi sepertinya akses kamera dari cover screen ini diperuntukkan utamanya bagi media sosial, karena gambar yang ditangkap formatnya square, kotak 1:1.

Kecepatan akses untuk mengakses kamera tanpa harus membuka lipatan ini akan disukai banyak pengguna, karena bisa dengan cepat selfie, wefie, atau bagi content creator bisa dengan cepat mengambil video saat ada bagian yang penting yang harus direkam atau diceritakan.

Hinge - Engsel Free Stop

Jika saja engsel Samsung Flip didesain hanya untuk membuka dan menutup, Galaxy Z Flip3 akan banyak berkurang keistimewaannya.

Engsel Galaxy Z Flip3 bukan engsel yang lemah. Untuk membukanya kita juga kebanyakan butuh dengan 2 tangan, tidak akan terbuka dengan cara dilempar atau dikedutkan dengan memegangnya satu tangan.

Ini dikarenakan device-nya dilengkapi dengan engsel khusus free stop, di mana engsel bisa berhenti di sudut yang bebas yang kita inginkan. Jadi engselnya harus agak "keras" buka tutupnya.

Keseimbangannya juga baik, sampai sudut 135 derajat dibuka, device tidak terguling.

LuckySebastian_13-1632390356040.png

 

Free stop hinge ini yang membuat Galaxy Z Flip3 menjadi unik untuk menggantikan keperluan akan tripod.

Kita mungkin sudah melihat dari banyak iklan dan review soal Z Flip sejak edisi perdananya tentang kelebihan mengambil foto dan video dengan posisi device bisa ditekuk menggantikan tripod.

Tetapi saat saya mencoba Galaxy Z Flip3, saya melihat lebih dari itu. Dan bisa saya katakan, para content creator yang banyak bekerja dengan smartphone, pertimbangkan device ini sungguh-sungguh karena kemampuan free stop hinge nya.

Mengapa video IG dan TikTok segera mendapat sambutan cepat? Saya rasa selain durasinya pendek dan padat, format utamanya portrait.

Secara alami pengguna smartphone akan merasa lebih firm mengambil video dalam posisi portrait dibanding landscape. Apalagi pada smartphone berukuran besar, dan pengambilan gambar sambil bergerak. Memegang smartphone dalam posisi berdiri lebih mantap dan tidak mudah terjatuh.

LuckySebastian_14-1632390356046.jpeg

Ket Gambar: Memegang dan merekam dalam posisi Potrait

Mengambil dalam format landscape yang menjadi format utama YouTube, biasanya butuh memegang dengan dua tangan. Bisa melatih dengan satu tangan, tetapi biasanya gampang lelah dan mudah bergoyang.

LuckySebastian_15-1632390356052.jpeg

Ket Gambar: Memegang dan merekam dalam posisi Landscape

Dengan alasan posisi pengambilan gambar ini, ada satu fitur AFAIK yang tidak dimiliki smartphone lain. Di Galaxy Z Flip3, kita bisa memilih mengambil format video landscape dengan tetap memegang smartphone dalam posisi berdiri atau portrait. Karena standarnya smartphone saat posisi potrait, video akan diambil dalam format portrait, dan posisi landscape akan landscape.

LuckySebastian_16-1632390356056.jpeg

Ket Gambar: Mengambil video landscape dengan posisi smartphone potrait - lebih stabil

Jadi para konten kreator, apapun format arah video media sosialnya tidak akan menjadi masalah untuk Galaxy Z Flip3.

Banyak perekam video yang menampilkan wajah mereka, merekam dengan kamera selfie. Tetapi biasanya kamera selfie kebanyakan lebih inferior dibanding kamera utama yang ada OIS, anti shaking, fast focus, fitur tambahan, dan lain-lain. Ini karena mereka ingin memastikan posisi mereka ada di dalam frame karena terlihat layer. Sedangkan di smartphone biasa, lensa kamera utama yang berada di belakang sulit menentukan apakah posisi mereka tepat.

Pada Galaxy Z Flip3, kita bisa mengaktifkan dual screen, baik layar utama dan cover screen, saat merekam video. Jadi dengan bantuan layar cover screen kita bisa memastikan wajah atau objek yang kita tunjukkan masuk dalam frame dan merekam dengan kamera terbaik.

Biasanya untuk membuat video yang baik dan fokus pada kreatornya, smartphone dalam posisi yang statis akan menghasilkan gambar yang statis pula yang kurang hidup. Tetapi kebanyakan konten kreator juga bekerja sendiri.

Galaxy Z Flip3 punya fitur yang dinamakan Auto Framing. Cukup meletakkan device di atas meja dengan posisi yg kita pilih, misal ditekuk 90 derajat, biarkan lensa utama menghadap ke arah kreator. Saat kreator bergerak maju mundur, bergerak ke kiri dan ke kanan, kamera bisa mengikuti dan mengatur sendiri framing pada kreator seolah-olah ada seorang kameramen yang memegang device. Ini akan sangat berguna sekali untuk menghasilkan video yang lebih hidup. Auto Framing ini juga akan mengatur sendiri frame yang pas saat ada orang lain masuk dalam area kita, misalnya saat kita membuat video podcast.

LuckySebastian_17-1632390356062.jpeg

Ket Gambar: Auto Framing, kamera mengatur sendiri komposisi sesuai banyaknya objek atau perpindahan posisi

Tidak hanya fitur yang sudah dibawa Samsung, tapi free stop hinge ini ternyata bisa mengubah cara kita lebih inovatif dalam mengambil gambar.

Free stop hinge yg membuat kamera bisa pivot, memungkinkan kita mengambil gambar dengan sudut-sudut yang berbeda. Menggerakkan sudut ini saat mengambil video rasanya seperti menggunakan pivot tripod.

Bodynya dengan kaca tahan gores Gorilla Victus, bisa diajak bergeser di atas meja sambil mengambil video seolah-olah menggunakan slider, dan bisa digabungkan dengan gerakkan engsel.

Demikian pula sambil mengambil foto, free stop hinge ini sangat membantu mengambil foto dengan mudah, misalnya foto objek kecil di atas meja dengan sudut sejajar, atau saat mengambil foto objek sudut kemera yang bisa diatur membuat objek bisa diambil dari sudut yang menarik tanpa kita repot-repot harus memposisikan diri untuk bisa melihat apakah objek berada dalam posisi frame yang tepat.

LuckySebastian_18-1632390356102.png

 

Flex Mode

Ketika layar ditekuk, maka praktis ada dua bagian layer; satu layar dalam kondisi tidur dan satu layar dalam kondisi berdiri.

Jika satu layar penuh seperti biasa, layar Dynamic AMOLED 2x yg bagus ini saat ditekuk tidak akan punya fungsi lebih. Jadi untuk membuatnya lebih berguna, banyak aplikasi sudah support untuk fitur yang dinamakan Flex Mode.

Flex Mode ini pada intinya membagi 2 layar, bagian yang tegak menjadi tampilan utama, dan bagian yang tidur menjadi fungsi lain, seperti menu, trackpad, dan lain-lain.

Dengan rasio layar yang tidak umum 22:9, memang layer ini terasa lebih panjang dari biasanya, tetapi ini menguntungkan untuk split screen, karena apa yang ditampilkan masing-masing layar menjadi lebih banyak, dan lebih mendekati tampilan 2 layar smartphone dengan rasio biasa.

Fungsi flex mode ini sudah dirancang untuk aplikasi umum, misalnya saat menonton youtube, bagian atas akan memutar video, bagian bawah kita bisa melihat komentar atau list video lain secara terpisah.

LuckySebastian_19-1632390356134.png

 

Saat membuka galeri foto, bagian atas menampilkan foto, bagian bawah menampilkan trackpad, yang bisa digunakan untuk zoom-in zoom-out foto dan scroll foto dengan lebih mudah tanpa harus menyentuh foto yg ditampilkan dan membuat posisi smartphone bergeser.

Saat memutar video, bagian atas bisa menjadi video yang diputar, bagian bawah menjadi menu seperti play, stop, fast forward dll.

Untuk aplikasi yang belum didesain secara khusus untuk flex mode, ada menu Labs, dimana kita bisa memilih aplikasi-aplikasi mana yang mau “dipaksa” untuk coba dimodifikasi menampilkan menu flex mode.

LuckySebastian_20-1632390356165.png

 

Untuk aplikasi-aplikasi yang sering kita tampilkan bersama, kita tetap bisa membuat shortcutnya di side panel untuk akses yang cepat, misalnya Google Maps dengan Whatsapp, Google Maps dengan Spotify, Excel dengan kalkulator, dll. Dua aplikasi dalam layar bersamaan ini memudahkan pekerjaan dan bisa mem-boost produktivitas.

LuckySebastian_21-1632390356224.png

 

Dari segala penjelasan di atas, kita bisa melihat bahwa Galaxy Z Flip3 ini tidak dirancang untuk bisa dilipat hanya demi bentuk yang compact dan fashion saja, tetapi memang dipikirkan lebih jauh benefit yang bisa didapat.

Saya yang awalnya merasa fitur lipat ini hanya gimmick, berubah pendapat 180 derajat saat sudah mencoba dan menguliknya. Bahkan saya punya kebiasaan baru mengambil foto, merekam video sambil bergerak, dengan posisi Galaxy Z Flip3 terlipat 90 derajat. Posisi ini membuat lebih sedikit getaran saat berjalan, dan posisi mengambil foto juga lebih tidak goyang dan variasi sudut tinggal diatur lewat derajat engsel.

LuckySebastian_22-1632390356230.jpeg

 

Masih banyak bagian menarik dari Galaxy Flip3 ini yang belum sempat kita bahas, seperti performa, layar, build quality, baterai, fitur-fitur baru, dan lain-lain, yang akan kita bahas pada artikel selanjutnya.

Sementara itu, kiranya membahas dari sisi lipatnya ini membuat kita punya sudut pandang lain dan mengerti mengapa Samsung membuat versi lipat tidak hanya Fold, tetapi Flip.

See ya!

 

6 Comments
CaptainLynnnn
Expert Level 5
Galaxy Z
WOW reviewnya lengkap dan menarik sekali!🤩
Samuely
Active Level 6
Galaxy Z
Keren gan 👍sebagai sesama pengguna flip emng ni hape keren bgt batere sudah tidak jd masalah krn ad powerbank dn jarang keluar lama jg akhir2 ini 😃
irsan
Active Level 3
Galaxy Z
Keren dan menarik banget reviewnya.
Moderator3
Moderator
Moderator
Options
Galaxy Z

nice info! terima kasih masbro LuckySebastian sudah share ke teman2 members

Galaxy Z
Terima Kasih boss Mods3 😁
0 Likes
fanso
Active Level 5
Galaxy Z
Mantap
0 Likes