Solo, pada suatu malam tanggal 26 Maret 2025. Saya menyalakan sepeda motor dan bergegas menuju SMKN 8 Surakarta. Tujuan saya datang ke SMKN 8 Surakarta tersebut yaitu untuk menyaksikan gelaran rutin setiap tanggal 26. Gelaran tersebut dikenal dengan nama Langen Beksan Nemlikuran. Langen Beksan Nemlikuran merupakan salah satu garda pelestarian seni dan budaya di Kota Solo. Kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan namanya tersebut sudah berjalan selama 22 tahun.
Malam itu, sepanjang jalan menuju SMKN 8 Surakarta sangat padat. Kendaraan bermotor memenuhi hampir setiap ruas jalan yang saya lalui. Menjelang lebaran, Kota Solo menjadi super sibuk dan padat. Kendaraan bermotor berplat luar kota saya jumpai sepanjang jalan menuju SMKN 8 Surakarta.
Tujuan saya tidak hanya menyaksikan Langen Beksan Nemlikuran saja, tetapi juga menguji kamera Galaxy S25 Ultra khususnya Expert RAW. Galaxy S25 Ultra baru saja menerima pembaruan dengan membawa tingkat keamanan pada Maret 2025. Galaxy S25 Ultra menjadi gawai yang sekarang menemani saya tiap kali memotret.
Usai menempuh padatnya jalanan kota, saya sampai di SMKN 8 Surakarta. Malam itu, bangku-bangku penonton sudah penuh terisi. Seni dan budaya merupakan tema foto yang belum sepopuler Street Photography maupun pemandangan. Kendati begitu, saya percaya bahwa setiap foto akan menemukan penikmatnya masing-masing termasuk foto yang bertema seni dan budaya.
Malam tertanggal 26 Maret 2025, Langen Beksan Nemlikuran menyajikan dua persembahan. Persembahan pertama yaitu Tari Gambyong Ayun-Ayun yang ditarikan oleh Kamunitas Pecinta Kebaya Solo. Persembahan kedua adalah drama tari yang mengambil lakon Panji Ngengleng. Persembahan kedua tersebut dipentaskan oleh Komunitas MUDRA.
Tidak berselang lama setelah saya sampai, Langen Beksan Nemlikuran pun dimulai. Seperti pada umumnya tari Gambyong yang digunakan sebagai tarian pembuka, tari Gambyong Ayun-Ayun pun begitu. Kamera Galaxy S25 Ultra yang telah saya siagakan memulai perannya.
Mode 24MP Expert RAW Galaxy S25 Ultra merupakan mode favorit saya ketika memanfaatkan aplikasi tersebut untuk memotret. Mode 24MP Expert RAW memberikan hasil yang baik dan ukuran foto mentah (.DNG) yang relatif aman. Ukuran satu foto mentah tidak terlalu besar pun kecil.
Saat memotret dengan Expert RAW, saya menyimpan foto dalam format DNG. Hal ini saya lakukan karena akan mengolah foto-foto yang dihasilkan dengan Lightroom. Pada pemotretan kali ini, saya mengatur nilai kecepatan rana dan ISO secara manual. Biasanya, saya hanya mengatur nilai kecepatan rana saja ketika memotret pertunjukan seni. Saya mengatur nilai kecepatan rana sebesar 1/125 dan ISO 1600 untuk semua sajian tari.
Sebagai orang yang tumbuh dan berkembang di Kota Solo, Gambyong merupakan tari yang tidak asing untuk saya. Pada saat memotret tari Gambyong Ayun-Ayun, saya tidak mendapati kendala yang berarti. Pun, kamera Galaxy S25 Ultra mampu menjawab ekspektasi saya lewat Expert RAW. Tari Gambyong Ayun-Ayun ini dipentaskan oleh para perempuan yang telah berusia. Meskipun sudah berusia, para perempuan yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Kebaya SOlo tersebut tetap semangat melestarikan seni dan budaya.
Sajian yang berlangsung selama satu jam ini sangat memanjakan mata lensa Galaxy S25 Ultra. Malam itu, mata lensa Galaxy S25 Ultra disuguhi beragam gerak dan irama yang menjalar hingga ke indera-indera para penonton. Selama satu jam pertunjukan, mata lensa Galaxy S25 Ultra tidak pernah berkedip sekali pun. Ia terus melihat dengan saksama untuk menangkap momen-momen pertunjukan.
Seperti yang sudah saya utarakan bahwa pada pemotretan kali ini, saya mengatur kecepatan rana dan ISO pada Expert RAW. Makin ke sini, Expert RAW makin nyaman digunakan. Pun ketika saat saya mengatur kamera secara manual, hasil akhirnya seperti yang terlihat pada layar ponsel pintar. Hal yang berbeda ketika saya memakai Expert RAW Galaxy S22 Ultra yang hasil fotonya naik 1 stop sehingga fotonya menjadi lebih terang. Konsistensi Expert RAW Galaxy S25 Ultra ini yang membuat saya makin jatuh hati kepadanya.
Sajian kedua yang berlangsung selama satu jam tersebut tanpa terasa sudah memasuki babak akhir dan ketika sajian selesai, tepukan tangan para penonton menyambut dengan riuh nan hangat.
Malam itu, sepanjang jalan menuju SMKN 8 Surakarta sangat padat. Kendaraan bermotor memenuhi hampir setiap ruas jalan yang saya lalui. Menjelang lebaran, Kota Solo menjadi super sibuk dan padat. Kendaraan bermotor berplat luar kota saya jumpai sepanjang jalan menuju SMKN 8 Surakarta.
Tujuan saya tidak hanya menyaksikan Langen Beksan Nemlikuran saja, tetapi juga menguji kamera Galaxy S25 Ultra khususnya Expert RAW. Galaxy S25 Ultra baru saja menerima pembaruan dengan membawa tingkat keamanan pada Maret 2025. Galaxy S25 Ultra menjadi gawai yang sekarang menemani saya tiap kali memotret.
Usai menempuh padatnya jalanan kota, saya sampai di SMKN 8 Surakarta. Malam itu, bangku-bangku penonton sudah penuh terisi. Seni dan budaya merupakan tema foto yang belum sepopuler Street Photography maupun pemandangan. Kendati begitu, saya percaya bahwa setiap foto akan menemukan penikmatnya masing-masing termasuk foto yang bertema seni dan budaya.
Sejak memakai Galaxy S22 Ultra, seni dan budaya merupakan tema foto yang menjadi prioritas saya. Saya menyukai seni dan budaya. Boleh jadi hal ini yang membuat saya senang memotret seni dan budaya. Pun, saya berharap bahwa foto yang bertema seni dan budaya dapat lebih diapresiasi selayaknya Street Photography maupun pemandangan.
Malam tertanggal 26 Maret 2025, Langen Beksan Nemlikuran menyajikan dua persembahan. Persembahan pertama yaitu Tari Gambyong Ayun-Ayun yang ditarikan oleh Kamunitas Pecinta Kebaya Solo. Persembahan kedua adalah drama tari yang mengambil lakon Panji Ngengleng. Persembahan kedua tersebut dipentaskan oleh Komunitas MUDRA.
Tidak berselang lama setelah saya sampai, Langen Beksan Nemlikuran pun dimulai. Seperti pada umumnya tari Gambyong yang digunakan sebagai tarian pembuka, tari Gambyong Ayun-Ayun pun begitu. Kamera Galaxy S25 Ultra yang telah saya siagakan memulai perannya.
Saya memanfaatkan Expert RAW sebagai aplikasi kameranya. Expert RAW Galaxy S25 Ultra merupakan alasan utama mengapa saya melakukan upgrade dari Galaxy S22 Ultra. Malam itu, saya berfokus pada Mode 24MP Expert RAW Galaxy S25 Ultra.
Mode 24MP Expert RAW Galaxy S25 Ultra merupakan mode favorit saya ketika memanfaatkan aplikasi tersebut untuk memotret. Mode 24MP Expert RAW memberikan hasil yang baik dan ukuran foto mentah (.DNG) yang relatif aman. Ukuran satu foto mentah tidak terlalu besar pun kecil.
Saat memotret dengan Expert RAW, saya menyimpan foto dalam format DNG. Hal ini saya lakukan karena akan mengolah foto-foto yang dihasilkan dengan Lightroom. Pada pemotretan kali ini, saya mengatur nilai kecepatan rana dan ISO secara manual. Biasanya, saya hanya mengatur nilai kecepatan rana saja ketika memotret pertunjukan seni. Saya mengatur nilai kecepatan rana sebesar 1/125 dan ISO 1600 untuk semua sajian tari.
Sebagai orang yang tumbuh dan berkembang di Kota Solo, Gambyong merupakan tari yang tidak asing untuk saya. Pada saat memotret tari Gambyong Ayun-Ayun, saya tidak mendapati kendala yang berarti. Pun, kamera Galaxy S25 Ultra mampu menjawab ekspektasi saya lewat Expert RAW. Tari Gambyong Ayun-Ayun ini dipentaskan oleh para perempuan yang telah berusia. Meskipun sudah berusia, para perempuan yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Kebaya SOlo tersebut tetap semangat melestarikan seni dan budaya.
Usai sajian pertama selesai, pentas dilanjutkan dengan sajian drama tari Panji Ngengleng oleh Komunitas MUDRA. Panji merupakan salah satu kisah yang sudah lama berkembang dalam masyarakat Jawa. Kisah-kisah Panji sering dipentaskan melalui kesenian Ketoprak. Namun, pada malam 26 Maret 2025, lakon Panji dipentaskan dalam bentuk drama tari.
Sajian yang berlangsung selama satu jam ini sangat memanjakan mata lensa Galaxy S25 Ultra. Malam itu, mata lensa Galaxy S25 Ultra disuguhi beragam gerak dan irama yang menjalar hingga ke indera-indera para penonton. Selama satu jam pertunjukan, mata lensa Galaxy S25 Ultra tidak pernah berkedip sekali pun. Ia terus melihat dengan saksama untuk menangkap momen-momen pertunjukan.
Seperti yang sudah saya utarakan bahwa pada pemotretan kali ini, saya mengatur kecepatan rana dan ISO pada Expert RAW. Makin ke sini, Expert RAW makin nyaman digunakan. Pun ketika saat saya mengatur kamera secara manual, hasil akhirnya seperti yang terlihat pada layar ponsel pintar. Hal yang berbeda ketika saya memakai Expert RAW Galaxy S22 Ultra yang hasil fotonya naik 1 stop sehingga fotonya menjadi lebih terang. Konsistensi Expert RAW Galaxy S25 Ultra ini yang membuat saya makin jatuh hati kepadanya.
Sajian kedua yang berlangsung selama satu jam tersebut tanpa terasa sudah memasuki babak akhir dan ketika sajian selesai, tepukan tangan para penonton menyambut dengan riuh nan hangat.
Malam tertanggal 26 Maret 2025, saya tidak hanya dimanjakan dengan sajian seni dan budaya yang begitu memikat, tetapi juga dengan kepuasan akan Expert RAW Galaxy S25 Ultra. Expert RAW Galaxy S25 Ultra benar-benar menjawab kebutuhan saya terhadap renjana fotografi ponsel pintar yang saya tekuni ini. Dan Galaxy S25 Ultra ini tidak hanya berperan dalam mengabadikan momen saja, tetapi secara tidak langsung ia juga merawat seni dan budaya lewat mata lensanya.
Merawat Seni dan Budaya Lewat Galaxy S25 Ultra
