Original topic:

Tips Menggunakan Mode Pro di Samsung Galaxy J6

(Topic created on: 08-28-2021 11:31 AM)
2049 Views
bayJoee
Options
Photography
Kiwari, fitur yang disematkan dalam sebuah kamera pada ponsel pintar kian beragam. Beberapa di antaranya seperti Hyperlapse, Single Take, HDR, Slow Motion, dan AR. Selain itu, yang biasanya ada dalam kamera ponsel pintar adalah Mode Pro. Mode Pro pada sebuah kamera ponsel pintar seakan menjadi fitur wajib karena dengan memanfaatkan Mode Pro, gawai yang kita pakai memiliki beberapa pengaturan dasar seperti yang ada di kamera profesional. Akan tetapi, banyak gawai besutan Samsung yang hanya dibekali lima pengaturan saja yaitu ISO, White Balance (WB), Exposure Compensation/Exposure Value (EV), Lock AF/AE, dan Metering.

Mode Pro yang hanya dibekali pengaturan-pengaturan tersebut bagi banyak pengguna hanya gimik belaka. Boleh jadi, dalam banyak pikiran pengguna gawai Samsung, Mode Pro itu ya harus ada pengaturan kecepatan rana alias shutter speed! Tentunya hal ini ada benarnya. Apabila gawai disematkan pengaturan manual kecepatan rana, maka saat hendak membuat foto yang membutuhkan pengaturan ini seperti Lighttrail tidak perlu repot mengunduh aplikasi tambahan. Pun dengan mengatur kecepatan rana, kita mampu mengatur cahaya yang masuk ke dalam kamera. Dalam menggunakan Mode Pro acapkali hanya perkara ISO dan EV saja yang disinggung, padahal ada pengaturan lain yang juga ikut andil dalam menghasilkan sebuah foto. Dan, pada utas terakhir dengan gawai Samsung Galaxy J6 ini, saya akan mengorek lebih dalam tentang Mode Pro yang disematkan dalam kamera ponsel pintar keluaran tahun 2018 ini.

***

1. Metering
Metering adalah hal pertama yang saya bahas. Mengapa demikian? Karena Metering adalah kunci dasar dari sebuah cahaya yang diterima oleh sensor kamera. Pencahayaan saat memotret merupakan hal yang krusial. Metering sering kali diabaikan saat menggunakan Mode Pro, padahal Metering memegang peranan penting dalam hal pencahayaan.

Di dalam Mode Pro sebuah ponsel pintar termasuk Samsung Galaxy J6, Metering hadir dalam tiga mode yaitu Terpusat (Cente-weighted Metering), Matriks (Evaluatif Metering), dan Bintik/Titik (Spot Metering). Lalu, bagaimana cara kerja dan penerapan tiga mode Metering tersebut? Mari kita bahas satu persatu.

image
Letak pengaturan Metering.

Matriks
Mode Matriks atau Evaluatif Metering merupakan mode default dalam sebuah kamera. Mode ini memiliki cara kerja dengan mengukur cahaya dari segala sudut dalam sebuah frame lalu sebaran cahaya dikalkulasikan secara merata di seluruh frame. Mudahnya mode ini seperti subsidi silang. Yang lebih dikurangi, yang kurang ditambah. Untuk contoh penggunaannya akan saya sematkan bersamaan dengan mode lainnya agar terlihat perbedaannya. Mode Metering Matriks ini sangat cocok untuk memotret pemandangan dan objek yang kombinasi gelap terangnya tidak terpaut jauh. Mode Matriks merupakan mode yang paling aman untuk digunakan pada kebanyakan kondisi.

image
Mode Matriks.

Terpusat
Mode kedua dalam Metering pada kamera ponsel pintar adalah Terpusat atau dikenal juga dengan nama Center-weighted Metering. Cara kerja dari mode ini hampir serupa dengan Matriks. Hanya saja, jika Matriks membagikan cahaya merata ke semua frame, mode Terpusat membagikan sebagian besar cahaya di tengah frame. Mode ini sangat cocok untuk foto potrait dengan objek foto berada di tengah atau memenuhi sebagian frame.

image
Mode Terpusat.

image
Penerapan Metering Mode Matriks.

image
Penerapan Metering Mode Terpusat.

Dua foto di atas merupakan perbandingan penggunaan Metering antara mode Matriks dan Terpusat. Pada mode Matriks (foto yang berada di atas) terlihat seluruh area mendapatkan sebaran kalkulasi cahaya meskipun pada area sawah masih cenderung gelap. Pada foto yang berada di bawah, Metering yang digunakan adalah mode Terpusat. Mode ini menitikberatkan kalkulasi cahaya pada sebagian besar tengah frame, tetapi tidak mengabaikan sekelilingnya. Pada foto yang menggunakan mode Terpusat, area sawah pada frame jauh lebih gelap ketimbang foto yang mengunakan mode Matriks. Hal ini karena cara kerja mode Terpusat itu sendiri.

Bintik/Titik
Mode Metering yang terakhir disematkan dalam kamera ponsel pintar adalah Bintik atau Titik. Mode ini dikenal pula dengan istilah Spot Metering. Sesuai dengan namanya, cara kerja mode Metering ini menitikberatkan cahaya pada sebuah titik (area sempit) saja. Mode ini sangat cocok apabila dihadapkan dengan situasi gelap dan terang yang ekstrem. Di beberapa gawai, penggunaan Metering dapat digeser-geser termasuk Spot Metering. Jika di gawai Members mendukung 'Touch Metering', maka akan sangat membantu.

image
Mode Bintik/Titik.

image
Penerapan Metering Mode Bintik/Titik.

Foto di atas merupakan foto yang menerapkan Spot Metering. Sebaran kalkulasi cahaya hanya di bagian kecil titik saja. Dalam kasus foto di atas, cahaya berkumpul di area matahari yang menyebabkan area lainnya menjadi gelap. Perbedaan gelap dan terang sangat mudah dikenali.

2. ISO
ISO. Kata ini tentunya sudah tidak asing bagi penggemar dunia fotografi. ISO menjadi kunci penting dalam Segitiga Eksposur. ISO memegang peranan dalam menentukan tingkat sensitivitas sensor terhadap suatu cahaya. Semakin tinggi ISO, maka makin sensitif pula sensor kamera dalam menangkap cahaya. Pun, begitu sebaliknya. Pada Mode Pro di kamera ponsel pintar, ISO yang disematkan biasanya hanya 100, 200, 400, dan 800. Dalam menggunakan ISO, yang harus diperhatikan adalah tingkat noise yang muncul. Memakai ISO tinggi akan mengakibatkan munculnya noise dalam foto. Sebagai contoh dari penerapan ISO dapat dilihat pada dua foto di bawah ini.

image
Pengaturan ISO.

image
ISO 100.

image
ISO 800.

Kedua foto di atas mungkin tidak terlalu jauh dalam hal cahaya. Hal ini disebabkan oleh penghitungan shutter speed secara otomatis oleh sensor kamera sehingga tidak begitu tampak. Akan tetapi, jika dilihat lebih dekat, foto yang memakai ISO 100 cenderung memiliki noise yang sedikit ketimbang foto yang memakai ISO 800. Hal ini dapat dilihat pada area cahaya.

Pada perangkat kamera profesional, pengaturan ISO akan bersanding dengan bukaan lensa dan kecepatan rana (shutter speed). Akan tetapi, kamera pada ponsel pintar biasanya hanya menggunakan satu bukaan lensa seperti Samsung Galaxy J6 ini yang memiliki bukaan lensa sebesar F1,9. Untuk kecepatan rana alias shutter speed pada aplikasi kamera bawaan Samsung J6 ini tidak disematkan. Jika gawai Members memiliki pengaturan kecepatan rana, maka mengatur kecepatan rana akan memaksimalkan tangkapan cahaya. Semakin cepat shutter speed, makin sedikit pula cahaya yang berhasil masuk. Pun sebaliknya.

Ketiga pengaturan di atas dikenal dengan istilah Segitiga Eksposur. Bagi penikmat fotografi tentunya sudah tidak asing dengan hal ini karena hal tersebut merupakan konsep dasar yang harus dipahami. Lantas, bagaimana dengan kamera ponsel pintar yang tidak memiliki kuasa untuk mengatur bukaan lensa dan bahkan kecepatan rana? Jawabannya ada pada ISO yang dikombinasikan dengan Metering, pemilihan titik fokus, dan EV.

3. Exposure Value (EV)
Exsposure Value (EV) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Metering. EV merupakan nilai kompensasi agar kalkulasi otomatis Metering dapat dioptimalkan. Cara kerjanya hampir serupa dengan ISO. Nilai EV dinyatakan dalam bentuk angka yang memiliki rentang antara -2 hingga +2. Bagi saya, konsep EV lebih enak dihubungkan dengan konsep putih (terang) dan hitam (gelap). Jika ingin "memutihkan" cahaya, maka nilai EV dinaikkan. Pun sebaliknya. Berikut contoh dari penerapan EV:

image
Pengaturan EV.

image
Penerapan EV.

4. White Balance (WB)
White Balance ini berhubungan dengan warna putih. Pada dasarnya, sebuah foto akan mereproduksi warna putih seakurat mungkin dan WB adalah jawabannya guna mengoreksi hal tersebut. Akan tetapi, pada kondisi tertentu seperti ingin bermain dengan suatu tone warna, WB menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan. Misalkan, ketika warna senja kurang "hangat", maka kita dapat mengubah WB guna mendapatkan sentuhan tone warna senja yang lebih "hangat". Pada umumnya, di kamera ponsel pintar terdapat empat pengaturan WB. Masing-masing dari pengaturan tersebut akan menghasilkan koreksi warna yang berbeda. Sebagai contohnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

image
Pengaturan WB.

image
Penerapan WB.

5. Kunci AF/AE
Hal terakhir yang dapat dimaksimalkan dalam Mode Pro adalah penggunaan fitur "Kunci AE/AF". Fitur ini berfungsi untuk mengunci fokus dan eksposur. Kunci AF/AE sangat membantu saat mengambil sebuah foto terlebih lagi jika dikombinasikan dengan penggunaan Metering dan ISO. Untuk menggunakan fitur ini cukup mudah. Kita hanya perlu menekan lama layar pada ponsel hingga muncul sebuah lingkaran dengan tulisan "Kunci AF/AE". Lantas, bagaimana penerapan dari fitur ini? Members dapat melihat foto di bawah ini:

image
Samsung J6, Mode Pro.

Foto di atas merupakan foto yang saya ambil dengan Mode Pro yang menerapkan salah satu jenis WB. Meski area sawah memiliki cahaya yang cukup, tetapi pada bagian langit terjadi over eksposur yang mengakibatkan rentang warna pada langit tidak begitu luas. Lalu, bagaimana caranya agar foto yang saya tangkap tidak terlalu terang di bagian langit dan area sawah masih memiliki cakupan cahaya yang cukup? Jawabannya ada pada penerapan fitur Kunci AF/AE. Jika mengandalkan pemilihan titik fokus saja, foto yang saya hasilkan tidak sesuai dengan harapan. Entah itu bagian langit yang terlalu terang atau bagian sawah yang akan menjadi gelap. Oleh sebab itu saya menggunakan Kunci AF/AE agar foto yang dihasilkan sesuai harapan. Berikut langkah-langkah dalam penerapan Kunci AF/AE pada foto di atas:
  • Pertama, saya menggeser kamera ke area lain. Dalam hal ini area tersebut adalah area pancaran sinar matahari sore. Hal ini saya lakukan untuk mendapatkan eksposur yang sesuai.
  • Lalu, sebelum menggunakan fitur Kunci AF/AE, saya memilih Metering dengan mode Bintik/Titik. Hal ini bertujuan agar area langit tidak terlalu terang. Saya membiarkan ISO dalam mode auto. Nilai EV saya naikkan +1 dan menggunakan salah satu WB. Intinya, sebelum melakukan Kunci AF/AE, segala pengaturan yang ada dipersiakan terlebih dahulu.
  • Setelah mendapat pengaturan yang cocok, saya menekan agak lama layar ponsel hingga muncul tulisan "Kunci AF/AE" pada titik fokus yang telah saya tentukan. Hasilnya dapat dilihat pada foto di bawah ini:
image
Penerapan Kunci AF/AE.
  • Setelah eksposur yang sesuai saya dapatkan dan menguncinya dengan fitur Kunci AF/AE, saya menggeser kembali kamera ke arah objek awal tadi. Saya hanya perlu menekan tombol shutter dan foto yang saya inginkan berhasil saya abadikan. Berikut saya sematkan hasil dari penerapan fitur Kunci AF/AE tersebut:
image
Hasil akhir penerapan Kunci AF/AE.

Foto di atas terlihat berbeda dengan foto yang awal tadi. Jika pada foto awal area langit cenderung terang, maka setelah menerapkan Kunci AF/AE, area langit tidak lagi terang dan garis awan terlihat meskipun pada area sawah menjadi sedikit gelap ketimbang foto awal.

***

Setelah memahami kelima hal tersebut, gawai yang dibekali Mode Pro ala kadarnya ini akan mampu dimaksimalkan dan menghasilkan foto-foto yang terbilang menarik. Saya akan menyepakati apa yang pernah kawan saya ujarkan bahwa fotografi merupakan seni memanipulasi dan yang memegang peranan penting di dalamnya adalah orang mengendalikan kamera tersebut. Sebelum saya menutup utas terakhir dengan Samsung Galaxy J6 ini, saya akan menyematkan beberapa foto yang diambil menggunakan Mode Pro pada Galaxy J6 dan mengombinasikan pengaturan-pengaturan yang ada. Kali ini saya akan menyematkan foto-foto tanpa polesan Lightroom alias foto asli hasil tangkapan kamera Samsung Galaxy J6. Foto hanya mengalami pemangkasan agar lebih proporsional. Berikut hasil foto-fotonya:

image
Cahaya.

image
Padi.

image
Menara Senja.

image
Bunga.

image
Menatap.

image
Pagar.

image
Gubuk.

image
Pulang.

image
Dalam Kegelapan.

image
Daun.

image
Bersepeda.

image
Sawah.

Sekalipun Mode Pro yang disematkan merupakan sebuah "gimik", selagi kita mampu memaksimalkan gawai yang dimiliki dan memahami dasar-dasar fotografi, kita masih mampu menghasilkan foto yang tidak kalah menarik. Salah satu hal dasar yang menjadi poin penting dalam memotret adalah perkara cahaya. Ketika kita mampu mengatur cahaya yang masuk ke dalam kamera, niscaya foto yang kita hasilkan tidak akan sia-sia.

Dan, utas ini merupakan utas terakhir saya bersama kamera Samsung Galaxy J6. Terima kasih. Maksimalkan gawai yang dimiliki. Selamat berkreasi dan berkreativitas. Sampai jumpa lagi di utas selanjutnya dengan gebetan baru.😁


Samsung Galaxy J6 - bayJoee.
26 Comments
Orlaa
Expert Level 5
Photography
Ok mantap
Photography
Terima kasih. 😁
0 Likes
tasia
Expert Level 5
Photography
Wah, luar biasa.... 👍👍
Terima kasih atas ilmunya.. 🙏🙏🙏
Photography
Terima kasih. 😁

Sama-sama. 😁
rizkiarnaz
Expert Level 5
Photography
mantap sharingnya 👍👍
ijin bookmark 🙏
Photography
Terima kasih. 😁

Silakan. Semoga bermanfaat. 😁
rizkiarnaz
Expert Level 5
Photography
sama-sama kakak 🙏
Photography
😁👍🏻
0 Likes
dikkaaaAja
Active Level 10
Photography
Gebetan baru,M32