Lokasi:
Perpustakaan Soeman HS
Jl Jend. Sudirman, Pekanbaru, Riau.
📷 Samsung Galaxy A70
🎬 Adobe Lightroom
Perpustakaan Soeman HS
Jl Jend. Sudirman, Pekanbaru, Riau.
📷 Samsung Galaxy A70
🎬 Adobe Lightroom
Untuk memulai awal pekan yang penuh dengan harapan dan cerita-cerita yang menakjubkan, sebuah pertanyaan muncul kepada diri sendiri, kapan terakhir kali membaca sebuah buku ? Sebuah refleksi diri di hari yang penuh dengan kasih sayang ini.
Buku adalah jendela dunia; itu benar adanya. Buku adalah kekasih setia yang tak kan pernah cemburu meski kita mendua, ini bahkan dapat diterima rasa dan logika, bahkan tidak hanya dua, boleh tiga, lima, atau sebanyak-banyaknya, sesuka kita.
Permasalahan
Masalahnya saat ini kita berada dalam darurat literasi, yaitu rendahnya minat baca yang menjadi salah satu penyebab turunnya kemampuan berpikir kritis. Pengaruh rendahnya minat baca atau literasi yang terjadi saat ini, terutama di negara yang kita cintai ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya:
1. Belum punya kebiasaan membaca (bahkan sejak dini),
2. Fasilitas pendidikan yang masih jauh dari ideal,
3. Kita masih kekurangan produksi buku di negara ini.
Tiga poin diatas bisa benar dan salah tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Apapun alasannya, membiasakan diri untuk membaca akan bermanfaat, mungkin tidak saat ini, tapi akan terpakai suatu saat nanti. Ketersediaan fasilitas adalah pendukung, niat dan minatlah yang berperan penting.
Solusi
1. Jika ingin membiasakan diri untuk membaca, maka mulailah saat ini dan alokasikan waktu 5 menit saja, lakukan setiap hari, jika merasa nyaman dan bermanfaat silahkan tambahkan durasinya, terserah senyamannya aja.
2. Tidak ada alasan untuk tidak punya kesempatan menjadi golongan terdidik. Pendidikan memberi kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan, jadi janganlah mengaku terdidik kalau masih malas memberi asupan pengetahuan buat diri sendiri. Pendidikan bisa dari mana saja, tidak hanya dibangku sekolahan, kita bisa belajar dari pengalaman dan "alam takambang jadi guru" cukup pahami dan sadari itu.
3. Kita harus maklumi untuk memproduksi buku tidak sesederhana yang kita bayangkan, tapi itu tidak jadi alasan untuk tidak membaca buku. Perpustakaan tersedia untuk buku-buku yang sesuai minat kita. Buku-buku bekas masih memungkinkan dibaca selama dasar, filosofi dan kebijaksanaan pengetahuan yang disampaikan memberi manfaat bagi kemajuan dan kesadaran pembacanya. Jika mager, tapi punya telefon pintar, coba install aplikasi perpustakaan digital, gratis dan praktis.
Sudahlah, gak usah banyak alasan, biar hari yang penuh kasih sayang dan kebahagiaan ini menjadi awal pekan yang mengasyikkan, maka bisikkan bahwa hari ini adalah senin keren.
Aplikasi perpustakaan digital:
1. iPusnas
iPusnas adalah aplikasi perpustakaan digital persembahan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
2. iJakarta
Aplikasi perpustakaan digital persembahan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta bekerja sama dengan Aksamaraya selaku pengembang aplikasi.
Selalu sehat,
Saldo meningkat,
Ibadah makin kuat,
Saldo meningkat,
Ibadah makin kuat,
Beruntung setiap saat.
