Tina dan Tini
Dua dara yang cantik jelita ini selalu memikat hati si Kumbang, sejak kepergiannya dari si Mawar si Kumbang coba membuka hati, bahkan Kumbang yang dulunya sangat komitmen terhadap kata yang dinamakan CINTA mulai berubah, Kumbang mulai bermain hati.
Kali ini Kumbang ingin menarik hati dua dara kembar, Tina dan Tini. Dua mahasiswi sebuah perguruan tinggi ini menjadi target si Kumbang.
Si Tina punya wajah yang cantik, putih dengan senyum yang mempesona, sedangkan si Tini anaknya imut, manis dan punya lesung pi.pi, hmmm idaman hati. "Sekarang eranya punya istri dua, nikah bertiga di pelaminan, daripada menyakiti salah satunya lebih baik dua-duanya kumiliki". Kata si Kumbang dalam benaknya.
Dua dara yang cantik jelita ini selalu memikat hati si Kumbang, sejak kepergiannya dari si Mawar si Kumbang coba membuka hati, bahkan Kumbang yang dulunya sangat komitmen terhadap kata yang dinamakan CINTA mulai berubah, Kumbang mulai bermain hati.
Kali ini Kumbang ingin menarik hati dua dara kembar, Tina dan Tini. Dua mahasiswi sebuah perguruan tinggi ini menjadi target si Kumbang.
Si Tina punya wajah yang cantik, putih dengan senyum yang mempesona, sedangkan si Tini anaknya imut, manis dan punya lesung pi.pi, hmmm idaman hati. "Sekarang eranya punya istri dua, nikah bertiga di pelaminan, daripada menyakiti salah satunya lebih baik dua-duanya kumiliki". Kata si Kumbang dalam benaknya.
Kumbang pun jadi teringat lagu Bang Rhoma Irama dengan judul Bimbang.
Kumbangpun bernyanyi.
Ani, cinta yang pertama
Tiada mudah kulupakan
Ricca, berhati mulia
Cintanya aku dambakan
Mereka teman yang setia
Sama mengharapkan diriku
Tak mungkin kalau keduanya
Karena hati cuma satu
Tiada dapat kubedakan
Satu di antara dua
Kalau harus ‘ku memilih
Sungguh aku tak kuasa
Haruskah aku menghancurkan
Luhurnya nilai sebuah persahabatan
Haruskah aku memisahkan
Dua insan yang ikhlas di dalam berteman
Daripada mereka harus terpecah
Lebih baik aku mengalah
Bimbang, aku jadi bimbang
Tiada dapat memutuskan
Goncang, jiwa jadi goncang
Lenyaplah kebahagiaan
‘Pabila satu yang kupilih
Pasti yang lain menderita
‘Pabila tiada yang kupilih
Pasti mereka tak ‘kan rela
Tuhan, pada-Mu oh Tuhan
Semua ini kuserahkan
Apa yang harus kutempuh,
Engkau Maha Memutuskan
Waduh sadar Mbang... Kumbang ini sudah subuh, bangun ...bangun... ambil wudhu, sholat terus berdoa.
Mimpimu terlalu indah,
Kamu kebanyakaan nonton sinetron.
Bangun...bangun...
Mentari pagi sebentar lagi bersinar.
Sudah ada cangkul dan sabit yang siap kau genggam dan kau ayunkan di tegal
Sekian.
Kamu kebanyakaan nonton sinetron.
Bangun...bangun...
Mentari pagi sebentar lagi bersinar.
Sudah ada cangkul dan sabit yang siap kau genggam dan kau ayunkan di tegal
Sekian.
