Usai seru-seruan bersama teman-teman Surabaya dalam acara UR Photography, saya mampir dahulu ke kawasan Kota Lama sebelum kembali ke Solo. Saya menikmati dahulu suasana senja di kawasan ini sebelum berlanjut ke tujuan selanjutnya yaitu Kya-Kya. Senja yang telah berganti menjadi malam menjadi pengantar saja menuju kawasan Kya-Kya Kembang Jepun.
Saat melintasi Jembatan Merah, ingatan saya langsung tertuju pada sebuah lagu keroncong yang diciptakan oleh mending maestro keroncong, Gesang, yaitu Jembatan Merah. Jembatan Merah merupakan salah satu ikon sejarah bagi Surabaya.
Tidak jauh dari Jembatan Merah, gerbang berwarna merah menyambut saya. Gerbang tersebut bertuliskan Kya-Kya. Kya-Kya merupakan kawasan pecinan yang ada di Surabaya. Saat memasuki kawasan ini, saya langsung terbius dengan suasana malam di sini. Satu petak ruas jalan ditutup. Di petak ruas jalan ini, terdapat banyak orang yang berjualan pun yang menghabiskan malam di Kya-Kya.
Mata saya begitu dimanjakan oleh toko-toko yang berderet dengan gaya khas ala-ala toko China. Boks neon yang terpasang di depan toko sangat memikat saya. Saya teringat dengan suasana yang ada di film-film China yang pernah saya tonton. Saya menghabiskan waktu cukup lama di sini walau terasa begitu singkat.
Malam itu, saya juga menikmati Kya-Kya melalui mata lensa Galaxy S22 Ultra. Malam di Kya-Kya sangat sayang jika tidak abadikan! Kya-Kya langsung menjadi kawasan Pecinan favorit saya. Suasana yang terbangun di kawasan ini begitu membius saya.
Kya-Kya terletak tidak jauh dari kawasan Eropa di Kota Lama. Kya-Kya masuk dari salah satu kawasan Kota Lama Surabaya.
Saat melintasi Jembatan Merah, ingatan saya langsung tertuju pada sebuah lagu keroncong yang diciptakan oleh mending maestro keroncong, Gesang, yaitu Jembatan Merah. Jembatan Merah merupakan salah satu ikon sejarah bagi Surabaya.
Tidak jauh dari Jembatan Merah, gerbang berwarna merah menyambut saya. Gerbang tersebut bertuliskan Kya-Kya. Kya-Kya merupakan kawasan pecinan yang ada di Surabaya. Saat memasuki kawasan ini, saya langsung terbius dengan suasana malam di sini. Satu petak ruas jalan ditutup. Di petak ruas jalan ini, terdapat banyak orang yang berjualan pun yang menghabiskan malam di Kya-Kya.
Mata saya begitu dimanjakan oleh toko-toko yang berderet dengan gaya khas ala-ala toko China. Boks neon yang terpasang di depan toko sangat memikat saya. Saya teringat dengan suasana yang ada di film-film China yang pernah saya tonton. Saya menghabiskan waktu cukup lama di sini walau terasa begitu singkat.
Malam itu, saya juga menikmati Kya-Kya melalui mata lensa Galaxy S22 Ultra. Malam di Kya-Kya sangat sayang jika tidak abadikan! Kya-Kya langsung menjadi kawasan Pecinan favorit saya. Suasana yang terbangun di kawasan ini begitu membius saya.
Postcard from Kya-Kya Kembang Jepun
