Alleywood
Active Level 1
Options
- Mark as New
- Bookmark
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
yesterday (Last edited yesterday ) in
Others
Jujur. Mau hidup simple? Nggak perlu tau apa alasan larangan dalam melakukan suatu hal yang dilarang atau mau tau apa sih penyebabnya kalau kita ngelakuin hal-hal yang dilarang itu? Cukup jangan, jangan coba-coba, yang ada malah ngerepotin diri, udah ngundang masalah, banyak complain, ujung-ujungnya nyesel dan putus harapan. Kalaupun terlanjur nyoba, balik lagi, tanya ke diri kita, "beneran gak sih, aku hidup cuma buat kaya gini?"
Nggak disangkal, kita hidup cenderung menyibukkan diri dengan pemikiran, obrolan ataupun sangkaan yang negatif. Bukan berarti ini kebiasaan buruk, karena pembahasan tentang suatu keburukan yang terjadi dengan tujuan mengatasi dan mengambil pelajaran merupakan hal positif. Maksudnya disini, kebiasaan seperti berbagi cerita, basa-basi atau merenung bahkan berita, topik dan suasana yang dibawa pasti konteks negatif yang lebih dominan. Karena memang, hal tersebut erat kaitannya dengan bahwa manusia mau melindungi dirinya, protektif terhadap dirinya, tidak ingin ditekan, takut pada ancaman dan ingin hidup yang nyaman dan tenang tanpa gangguan. Bersamaan dengan itu, hal yang dihadapinya pasti dengan cara mencegah, berstrategi bahkan ngelakuin apapun supaya hal-hal negatif itu nggak terjadi, dan sepertinya lebih "masuk" dibawa basa-basi karena bisarelate katanya. Maka, nggak heran kalau dari sumber itu semua,
ter-implementasikan lah di kehidupan sehari-
hari, entah itu direal life atau reel life.
Ngomongin tentang kecenderungan terhadap hal negatif, nyadar nggak sih kalau banyak orang yang semakin dilarang semakin penasaran dan sampai-sampai melanggar larangan itu? Fakta bahwa anak kalau dilarang makin nge-langgar, remaja yang jadi "pemberontak" hingga orang dewasa yang nggak punya kendali karena udah nerobos nggak berarah. Semakin besar tekanan pada diri seseorang, semakin besar pula tantangannya. Bisa dibilang, itu adalah proses alamiah, bagian dari kehidupan, bahwa memang kita dituntut untuk bijak dalam berbuat, peraturan sudah ada, tinggal kehendak kita aja mau gimana. Tapi disisi lain, "pelarangan" yang berlebihan atau yang sebenarnya nggak diperlukan, malah jadi batu sandungan bagi si anak. Dia yang seharusnya bereksplorasi dan menggali potensi justru terjebak dalam perasaan takut, bingung dan bahkan lepas kendali, mengingat sebutan "pemberontak" bagi remaja. Ada kalanya seseorang sadar bahwa kata "jangan!" lebih besar dari yang dia kira. Dari sini juga saya mengambil pemahaman mengapa ada suatu ungkapan "seseorang diizinkan untuk membuat kesalahan", selama dia mau berusaha dan mencoba.
Ada Kalanya Seseorang Sadar Bahwa Kata "Jangan!" Lebih Besar Dari Yang Dia Kira.
To Be Continued..
0 Comments
![](/skins/images/8CCB1AE396D6A43EE70A7B33E917E284/responsive_peak/images/icon_anonymous_message.png)