- Mark as New
- Bookmark
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
11-07-2019 11:40 AM in
OthersPada tahun 1937, akibat pecahnya perang antara Cina dengan Jepang, Byung-chul, yang saat itu sesungguhnya telah memiliki bisnis kecil penggilingan padi dan transportasi di Masan, pantai tenggara semenanjung Korea, terpaksa memindahkan bisnisnya ke Taegu, sebuah daerah di timur laut. Dari sanalah legenda Samsung dimulai.
Di kota yang merupakan pusat pemimpin politik dan rezim militer tinggal tersebut, Byung-chul mendirikan toko perdagangan serba ada (general store) dengan modal awal 30.000 won. Mengambil nama Samsung, yang berarti bintang tiga, ia menginginkan agar toko ini menjadi perusahaan besar, kuat dan bertahan lama seperti bintang di angkasa.
Memanfaatkan situasi perang, Samsung mengekspor buah dan makanan laut yang dikeringkan, sayuran, dan barang dagangan lainnya ke Mancuria di timur laut Cina daratan, yang pada saat itu juga merupakan koloni Jepang, serta Beijing.
Dalam buku berjudul "Samsung, Media Empire and Family: A Power Web" yang ditulis oleh Chunhyo Kim, Byung-chul memperoleh modal awal untuk mendirikan Samsung selain dari keluarganya, juga dari sebuah bank Jepang. Hal itu menunjukkan kepiawaian berbisnis Byung-chul, sebab saat itu toko perdagangan tidak mempunyai akses terhadap dana serupa.
Pada masa Perang Dunia II, Byung-chul belajar banyak mengenai pasar dan memanfaatkan peluang bisnis. Ia memperhatikan dengan cermat bagaimana konglomerat Jepang, yang sering disebut sebagai zaibatsu, menjalankan dan mengorganisasi perusahaan-perusahaan mereka di Korea.
Tidak butuh waktu lama bagi Samsung untuk berkembang. Dalam kurun waktu satu dekade lebih sedikit, Samsung memiliki pabrik tepung, mesin manisan sendiri, kegiatan operasi manufaktur dan penjualannya sendiri.
Pada masa administrasi militer Amerika Serikat di Negara Ginseng itu antara tahun 1945 hingga 1948, Byung-chul memindahkan kantor pusat bisnisnya ke Seoul. Ia kemudian membuka Samsung Trading Corporation pada tahun 1948. Selang dua tahun kemudian, Samsung telah mendirikan perusahaan dagang di Masan, Taegu dan Seoul.
Meski sempat bangkrut, karena mendapat dukungan politik dari rezim Presiden Syngman Rhee pada tahun 1946 hingga 1960, perusahaan itu mengalami pertumbuhan yang cukup pesat.
Perusahaan itu, misalnya, berhasil mengembangkan bisnisnya ke sektor perbankan, sekuritas, asuransi, pupuk dan **bleep** pada akhir tahun 1950. Pada tahun 1951, Samsung Moolsan (cikal bakal Samsung Corporation) berdiri. Perusahaan itu melakukan ekspor impor barang-barang militer, gula dan pupuk semasa Perang Korea.
Sempat tersandung kasus bahan baku ilegal yang menjerat Hankuk Fertilizer yang didirikan Samsung tahun 1963, Byung-chul kemudian mengundurkan diri sebagai Chairman Samsung pada tahun 1967.
Dua tahun berselang ia kembali menjadi Chairman Samsung dan mendirikan Samsung Electronics, yang kemudian menjelma menjadi pemain global yang sangat diperhitungkan saat ini.
Pada periode 1970an Samsung memperkuat lini bisnis elektronik dan semikondutornya. Mereka menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan Jepang, salah satunya Sanyo. Kerja sama keduanya menghasilkan produksi televisi pertama Samsung pada tahun 1970.
Pertengahan tahun 1980, Samsung telah berhasil mencakup hampir seluruh sektor ekonomi Korea. Setelah wafatnya Byung-chul pada November 1987, di bawah anak ketiganya, Lee Kun-hee, Samsung memasuki era baru dari sebelumnya hanya menjadi original equipment manufacturer (OEM) menjadi perusahaan transnasional di pasar dunia.
Setahun kemudian, mereka memilih peralatan rumah tangga, telekomunikasi dan semikonduktor sebagai lini bisnis inti. Samsung Electronics kemudian menjadi perusahaan inti yang mengontrol anak perusahaan yang lain.
Pada masa kepemimpinan Kun-hee pulalah, Samsung dipecah menjadi enam perusahaan: Samsung, Hansol, Saehan, Shinsaegae, CJ, dan JoongAng Ilbo. Selebihnya kemudian adalah sejarah. Sejak saat itu, Samsung tidak pernah menghentikan lajunya, bahkan hingga saat ini, setelah menyandang status sebagai produsen smartphone paling laris di dunia.
Mendahului Sony
Laju Samsung ini berbanding terbalik dengan Sony. Pada masa-masa keemasannya sekitar tahun 1995, Sony merupakan panutan bagi perusahaan-perusahaan Korea, termasuk Samsung. Namun, seperti ditulis dalam buku berjudul "Sony vs Samsung: The Inside Story of the Electronics Giant’s Battle for Global Supremacy" yang ditulis oleh Sea-Jin Chang, dalam tempo sepuluh tahun keadaan berubah.
Perusahaan ini mengalami penurunan performa, yang berujung pada mundurnya chairman dan president Sony saat itu, Nobuyuki Idei dan Kunitake Ando, pada tahun 2005. Di sisi lain, Yun Jong-yong, chief executive officer Samsung, pada saat itu dipuji karena berhasil mengubah Samsung Electronics menjadi salah satu perusahaan paling menguntungkan di industri elektronik dunia.
Hal itu terjadi hanya tiga tahun setelah Erick Kim yang ditunjuk menjadi direktur marketing global Samsung Electronics menyatakan bahwa perusahaan itu memiliki ambisi untuk mengangkat tingkat ekuitas merek ke tingkat yang sama dengan Sony. Sebuah hal yang juga telah menjadi ambisi Jong-yong sejak ia mengambil alih perusahaan Korea Selatan itu pada tahun 1996.
Pada tahun 2005, Samsung berhasil meraih ambisi untuk memiliki nilai merek yang lebih tinggi dari Sony dengan berada pada peringkat 20 dari daftar 100 Perusahaan Top yang dibuat Interbrand dengan nilai $14,9 miliar. Sony, di sisi lain, hanya menduduki peringkat 28 dengan nilai $10,7 miliar, seperti yang tertulis pada buku berjudul "Samsung Electronics and the Struggle for Leadership of the Electronics Industry" oleh Anthony Michell.
Kini Sony sudah tertinggal jauh dari Samsung. Pada tahun 2015 lalu, Interbrand menempatkan Sony pada peringkat 58 dengan nilai $7,7 miliar. Samsung? Perusahaan itu berada di peringkat ke-7, dengan nilai $45,3 miliar.
Sejarah
Tahun 1983 sampai 1970
Pada tahun 1938, Lee Byung-chul (1910-1987) keluarga pemilik tanah besar di wilayah uiryeong pindah ke kota Daegu terdekat dan mendirikan Samsung Sanghoe (삼성 상회, 三星 商會). Samsung pada awalnya merupakan perusahaan perdagangan kecil dengan empat puluh karyawan yang berlokasi di Su-dong (sekarang Ingyo-dong). Yang bergerak dalam bidang pengolahan ikan kering, bahan makanan lokal dan mie. Perusahaan kemudian berkembang dan Lee memindahkan kantor pusatnya ke Seoul pada tahun 1947. Ketika Perang Korea pecah, dia terpaksa meninggalkan Seoul. Dia memulai usaha pabrik gula di Busan bernama Cheil Jedang. Pada tahun 1954, Lee mendirikan Cheil Mojik dan membangun pabrik wol di Chimsan-dong, di Daegu. Ini adalah pabrik wol terbesar yang pernah ada di Korea Selatan.
Samsung terdiri dari berbagai bidang. Lee berusaha untuk menjadikan Samsung sebagai pemimpin dalam berbagai industri. Samsung kemudian berpindah ke lini bisnis seperti asuransi, sekuritas dan ritel.
Pada tahun 1947, Cho Hong-jai, pendiri kelompok Hyosung, bergabung untuk berinvestasi di sebuah perusahaan baru bernama Samsung Mulsan Gongsa, atau Samsung Trading Corporation, dengan pendirinya Samsung yaitu Lee Byung-chull.
Perusahaan perdagangan ini tumbuh menjadi Samsung C&T Corporation sampai sekarang. Setelah beberapa tahun, Cho dan Lee berpisah karena perbedaan gaya manajemen. Cho menginginkan 30 saham ekuitas. Samsung Group dipisahkan menjadi Samsung Group dan Hyosung Group, Hankook Tire dan bisnis lainnya.
Pada akhir 1960-an, Samsung Group memasuki industri elektronik. Samsung membentuk beberapa divisi yang terkait dengan elektronik, seperti Samsung Electronics Devices, Samsung Electro-Mechanics, Samsung Corning dan Samsung Semiconductor & Telecommunications, dan membuat fasilitas industri di Suwon. Produk pertamanya adalah televisi hitam-putih.
Tahun 1970-1990
Pada tahun 1980, Samsung mengakuisisi Hanguk Jeonja Tongsin yang bertempat di Gumi dan memasuki perangkat telekomunikasi. Produk awalnya adalah switchboards. Pabrik ini dikembangkan menjadi pabrik manufaktur telepon dan faksimil dan menjadi pusat manufaktur ponsel Samsung. Perusahaan ini telah menghasilkan lebih dari 800 juta unit ponsel hingga saat ini. Perusahaan mengelompokkan unit ini di bawah kendali Samsung Electronics pada tahun 1980-an.
Setelah kematian Lee, sang pendiri perusahaan Samsung pada tahun 1987, Samsung Group dipisahkan menjadi empat kelompok bisnis, yaitu Samsung Group, Shinsegae Group, CJ Group, dan Hansol Group. Shinsegae (bergerak dalam toko diskon, department store) pada awalnya merupakan bagian dari Samsung Group, namun kemudian dipisahkan pada tahun 1990-an dari Samsung Group bersama dengan CJ Group (bergerak dalam bidang Makanan / Bahan Kimia / Hiburan / logistik), dan Hansol Group (Kertas / Telekomunikasi).
Saat ini, kelompok-kelompok yang terpisah ini bersifat independen dan mereka bukan bagian dari atau terhubung dengan Grup Samsung. Salah satu perwakilan Hansol Group mengatakan, "Hanya orang yang tidak tahu undang-undang bisnis yang dapat mempercayai sesuatu yang sangat konyol", dia juga menambahkan, "Ketika Hansol berpisah dari Samsung Group pada tahun 1991, itu berarti Hansol memutuskan semua jaminan pembayaran dan ikatan kepemilikan saham dengan afiliasi Samsung.
Salah satu pimpinan Hansol Group menyatakan, "Hansol, Shinsegae, dan CJ telah berada di bawah manajemen independen sejak masing-masing terpisah dari Grup Samsung". Salah satu direktur eksekutif department store Shinsegae mengatakan, "Shinsegae tidak memiliki jaminan pembayaran terkait dengan Samsung Group".
Pada 1980-an, Samsung Electronics mulai banyak berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan, investasi tersebut sangat penting dalam mendorong perusahaan ke garis depan industri elektronik global. Pada tahun 1982, Samsung Electronics membangun pabrik perakitan televisi di Portugal, pada 1984, sebuah pabrik didirikan di New York, pada tahun 1985 mendirikan pabrik di Tokyo, pada tahun 1987 mendirikan fasilitas di Inggris, dan fasilitas lain di Austin, Texas, pada tahun 1996.
Pada 2012, Samsung telah menginvestasikan lebih dari US $ 13.000.000.000 dalam fasilitas di Austin, yang beroperasi dengan nama Samsung Austin Semiconductor. Ini menjadikan lokasi Austin sebagai investasi asing terbesar di Texas dan salah satu investasi asing tunggal terbesar di Amerika Serikat.
Tahun 1990-2000
Samsung mulai bangkit sebagai perusahaan internasional pada 1990-an. Cabang konstruksi Samsung mandapat kontrak untuk membangun salah satu Menara Petronas di Malaysia, Taipei 101 di Taiwan dan Burj Khalifa di Uni Emirat Arab. Pada tahun 1993, Lee Kun-hee menjual sepuluh anak perusahaan Samsung Group, memperkecil perusahaan, dan menggabungkan operasi lain untuk berkonsentrasi pada tiga industri, yaitu: elektronik, teknik dan bahan kimia. Pada tahun 1996, Samsung Group memperoleh mengakuisisi yayasan Universitas Sungkyunkwan.
Samsung menjadi produsen chip memori terbesar di dunia pada tahun 1992 dan merupakan pembuat chip terbesar kedua di dunia setelah Intel (lihat Worldwide Top 20 Semiconductor Market Share Ranking Year by Year). Pada tahun 1995, Samsung menciptakan tampilan layar kristal cair pertama. Sepuluh tahun kemudian, Samsung tumbuh menjadi produsen panel layar kristal cair terbesar di dunia.
Sony, yang tidak berinvestasi dalam TFT-LCD ukuran besar, menghubungi Samsung untuk bekerja sama, dan pada tahun 2006, S-LCD didirikan melalui usaha joint venture antara Samsung dan Sony untuk menyediakan pasokan panel LCD untuk kedua produsen. S-LCD dimiliki oleh Samsung (50% saham lebih) dan Sony (kurang dari 50% saham) dan mengoperasikan pabrik dan fasilitasnya di Tangjung, Korea Selatan. Pada tanggal 26 Desember 2011, diumumkan bahwa Samsung telah mengakuisisi saham Sony di perusahaan joint venture ini.
Dibandingkan dengan perusahaan besar Korea lainnya, Samsung berhasil bertahan dari krisis keuangan Asia 1997 yang relatif tidak berbahaya. Namun, Samsung Motor dijual ke Renault dengan kerugian yang besar. Pada 2010, Renault Samsung dimiliki 80,1 persen oleh Renault dan 19,9 persen dimiliki oleh Samsung.
Selain itu, Samsung memproduksi berbagai jenis pesawat dari tahun 1980 hingga 1990-an. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1999 dengan nama Korea Aerospace Industries (KAI), yang merupakan hasil merger antara tiga divisi aerospace domestik utama, yaitu Samsung Aerospace, Daewoo Heavy Industries dan Hyundai Space and Aircraft Company. Namun, Samsung masih memproduksi mesin pesawat dan turbin gas.
Tahun 2000 - Sekarang
Pada tahun 2010, Samsung mengumumkan strategi pertumbuhan sepuluh tahun yang berpusat di sekitar lima bisnis. Salah satu dari bisnis ini difokuskan pada biofarmasi, yang telah menghabiskan dana sebesar ₩2 100.000.000.000.
Pada kuartal pertama 2012, Samsung Electronics menjadi perusahaan pembuat ponsel terbesar di dunia berdasarkan penjualan unit, menyalip Nokia, yang telah menjadi pemimpin pasar sejak 1998.
Pada 24 Agustus 2012, sembilan anggota hakim Amerika memutuskan bahwa Samsung Electronics harus membayar ganti rugi kepada Apple $ 1,05 miliar karena melanggar enam paten pada teknologi ponsel pintar/smartphone. Jumlahnya masih kurang dari $ 2,5 miliar yang diminta oleh Apple. Keputusan tersebut juga memutuskan bahwa Apple tidak melanggar lima paten Samsung yang dikutip dalam kasus ini.
Samsung mengecam keputusan yang mengatakan bahwa langkah itu dapat merusak inovasi di sektor ini. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Korea Selatan yang menyatakan bahwa kedua perusahaan tersebut bersalah karena melanggar kekayaan intelektual masing-masing. Dalam perdagangan pertama setelah keputusan itu, saham Samsung pada indeks Kospi turun 7,7%, penurunan terbesar terjadi sejak 24 Oktober 2008, menjadi 1.177.000 won Korea.
Pada tahun 2015, Samsung telah diberi lebih banyak paten oleh AS dibandingkan perusahaan lain, seperti IBM, Google, Sony, Microsoft, dan Apple. Perusahaan ini menerima 7.679 paten utilitas hingga 11 Desember.
Pada 2 Agustus 2016, Samsung Electronics meluncurkan smartphone Galaxy Note7, yang mulai dijual pada 19 Agustus 2016. Namun, pada awal September 2016, Samsung menghentikan penjualan ponsel dan mengumumkan penarikan informal. Ini terjadi setelah beberapa unit ponsel memiliki baterai dengan cacat yang menyebabkan smartphone menghasilkan panas yang berlebihan, yang mengarah pada kebakaran dan ledakan.
Samsung mengganti unit telepon yang ditarik dengan versi baru. Namun, kemudian ditemukan bahwa versi baru Galaxy Note 7 juga mengalami kerusakan baterai. Samsung kemudian menarik semua smartphone Galaxy Note7 di seluruh dunia pada 10 Oktober 2016, dan secara permanen mengakhiri produksi ponsel pada hari berikutnya.
- Mark as New
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
11-07-2019 11:44 AM in
Others- Mark as New
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
11-07-2019 11:57 AM in
Otherskementrian agama islam
kongres advokat indonesia
ada lagi yg tau🤣
- Mark as New
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
11-07-2019 11:48 AM in
Otherstp endingnya agak serem, ada yg mau nonjok 😁🤭
- Mark as New
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
11-07-2019 11:55 AM in
Others- Mark as New
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
11-07-2019 11:58 AM in
Otherskabuuur ....
- Mark as New
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
11-07-2019 12:01 PM in
Others- Mark as New
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
11-30-2019 11:46 PM in
Otherskok di paragraf awal mirip banget sama pembahas dari website tirto ya? https://tirto.id/samsung-berawal-dari-sayuran-menjadi-raja-smartphone-dunia-ciML terlihat copas banget dan digabungkan dengan beberapa sumber artikel lainnya
