RinaiAksa
Active Level 1
Options
- Mark as New
- Bookmark
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
07-27-2023 03:25 AM (Last edited 07-28-2023 12:15 AM ) in
Others
Bab 1 : Pertemuan Pertama
Ini hari yang kacau untuk Axy.
Setelah menghabiskan berbulan-bulan menjadi pejuang CV, ia berhasil diterima di sebuah dealer pribadi sebagai admin CRM. Tadinya Axy yakin ia akan memulai karir gemilang sebagai calon karyawan teladan, tapi siapa sangka perusahaan pribadi ini malah memiliki manajemen yang tak kalah kacau dari harinya.
Pagi ini, Axy menemukan telepon genggam yang menjadi fasilitas untuknya bekerja mendadak menjadi error karena kelebihan beban. Ponsel yang kata atasannya baru beli dua tahun lalu itu mendadak mati tanpa aba-aba.
"Kelebihan beban kerja nih kayaknya," seloroh Pak Aryo ketika Axy menghadangnya di depan pintu. Ia memegang tas di satu tangan, dan memeriksa telepon kantor dengan tangan lain. "Telepon ini memang gak bisa kerja multitasking. Harus satu-satu buka aplikasinya. Kalau kamu paksain ya gini jadinya."
"Tapi saya gak pernah paksain, Pak," jelas Axy. "Saya mengerjakan jobdesk juga satu-satu. Misalnya, pagi akan kirim sms untuk reminder servis berkala, siang saya telepon konsumen untuk verifikasi data, sore saya kirim broadcast pengambilan kelengkapan surat-surat kendaraan, dan lain-lain. Memang teleponnya yang kurang bagus spesifikasinya."
"Kurang bagus gimana? Baru dua tahun lalu belinya, kalau mau lelet juga terlalu dini."
Axy menghela napas. Merek ponsel ini memang jenis yang menggembar-gemborkan fitur ini-itu, tapi kalo untuk ketahanan dalam jangka lama,wasalam deh.
Jangan harap.
"Ya udah, gini aja, sekarang saya lagi buru-buru, ada rapat di main dealer. Kamu pergi sendiri aja ke konter hape, cari yang bagus. Minta uangnya sama kasir," kata Pak Aryo.
"Mau merek apa, Pak? Terusbudget-nya berapa?" tanya Axy.
"Cari yang murah aja. Terserah merek apapun, yang penting murah," jawab Pak Aryo sambil lalu.
Axy mengejar dari belakang. "Iya, tapi mereknya apa, Pak? Saya kurang tau merek hp yang bagus. Lagian pemakaian kita juga gak ringan."
Pak Aryo berhenti mendadak, membuat Axy menahan langkah tepat waktu sebelum menabrak.
"Kalau kamu bingung, tanya aja sama yang jual. Yang jual pasti tau hape yang bagus tapi harganya murah yang mana," tandas Pak Aryo lalu melangkah tanpa menoleh.
Setelah meninggalkan wasiat yang tidak bertanggungjawab, bos besar itu akhirnya pergi.
Axy berdiri di depan pintu dealer untuk sesaat, menatap dengan polos pada mobil merah Pak Aryo yang melaju ke jalan raya, tampak seperti anak hilang. Ia ingin menatap langit dengan sendu, dengan backsound semilir angin, dan pelukan matahari pagi. Ia ingin‐‐
"Axy, jangan menghalangi jalan costumer!"
Oke, tampaknya bahkan Axy tidak punya hak untuk galau dengan artistik.
Ia kembali masuk ke dalam dealer, dengan cemberut ia memutuskan di dalam hati bahwa ia akan minta uang ke kasir, beli hp paling mahal yang bisa ia temukan di konter, dan pulang dengan kemenangan. Kalau Pak Aryo komplen karena ia membeli barang mahal, bodo amat! Axy gak peduli. Axy hanya karyawan tiri di tempat ini!
●●●○○○●●●○○○●●●○○○
"Mau cari merek apa?" Setelah SOP kaku di awal, pria di depan Axy bertanya ramah. Namanya Gala, ia sudah memperkenalkan diri di awal sebagai pekerja intern di konter besar ini.
"Yang paling bagus, dan paling ..." --mahal. Aduh, lidah Axy mendadak kelu. " --Murah."
Oke, itu udah sistem default, Axy bersumpah. Seperti udah tersistematis sejak dari dealer Axy harus ngomong gitu, gak bisa diganti ke kalimat lain.
Gala tersenyum pengertian. Ia seperti memahami jenis manusia serakah tapi pelit seperti Axy sudah lumrah di dunia ini.
"Kita punya beberapa hape dengan harga murah tapi fitur yang mumpuni." Gala mengeluarkan beberapa jenis hape dengan merek yang berbeda.
"Yang paling kiri, keunggulannya ada di kamera. Kameranya paling bagus dari 2 lainnya. Untuk fitur juga cukup lengkap. Baterai 3000 mAh, cukup untuk pemakaian sehari-hari," tutur Gala. Ia kemudian menjelaskan keunggulan 2 jenis hape lainnya, yang kurang lebih hanya jenis hape yang biasa dipakai oleh adiknya yang masih SMP untukgegayaan di sekolah.
Kamera unggul, filternya bagus,notes-nya miripa-pple. Huh, budak korporat kayak Axy tidak membutuhkan semua itu!
"Hapenya buat kerja sih, Bang, apa ada yang spesifikasinya lebih bagus? Untuk masalah harga, gak terlalu masalah kalo ..." --mahal. Lidah Axy kelu lagi. "--Murah."
Gala mengulum senyum, membuat Axy malu setengah mati. Axy ingin menjelaskan dengan jujur bahwa sistem default kemiskinan dan kekikiran perusahaannya sudah ditanam secara virtual ke dalam prosesor otaknya saat menandatangai kontrak kerja. Ia bahkan tidak menyadari ini. Ia adalah korban kejahatan korporat. Ia akan tersistem untuk membeli barang-barang murah, tapi tanpa tahu diri meminta kualitas yang tinggi.
"Kakak mau yang seperti apa? Sudah kebayang yang dibutuhin gimana?" Gala bertanya dengan sopan.
"Yang pastimurah. Baterainya tahan lama, terus bisa multitasking, jadi bisa kerjain beberapa task dalam satu waktu, tapi yangmurah aja gitu, gak usah yang mahal. Untuk kamera belakang kalau bisa cukup bagus ya, soalnya kadang butuh foto-foto dokumentasi kegiatan kantor.Ram-nya juga gede, biar lebih lancar gitu makenya, gak pakai buffering ala-ala. Jangankan buka aplikasi, menggeser layar aja butuh beberapa detik, kadang malah nge-lag. Jadi kalau bisaram-nya gede. Tapi jangan mahal-mahal, yangmurah aja cukup. Terus penyimpanannya kalo bisa yang besar, biar bisa muat banyak. Maklum, buat kerja, jadi dari file sampai media, bakalan banyak banget, menuhin tempat. Yang 256gb aja udah oke, gak perlu mahal-mahal, yangmurah aja. Yah, pokoknya gitu deh, Abangnya pasti ngertilah, buat kerja ini. Spesifikasi oke, fitur oke, tapimurah." Axy menyelesaikan visi misi-nya dalam satu tarikan napas. Sebagai revolusioner masa depan, ia bisa melihat bahwa jalan hidupnya yang terbentang terang benderang mulai meredup, seperti dipencet oleh saklar.
Kali ini, Gala tidak dapat menahan tawa. Ia terkekeh beberapa saat lalu berkata sambil senyum, "Oke, intinya adalah murah, kan?"
Axy memang mau murah, tapi kenapa pertanyaan Gala terkesan merendahkan? Axy mengerutkan alis, "Intinya adalah fitur dan spesifikasi! Jangan salah fokus, dong."
"Oke, fitur dan spesifikasi." Gala mengulang, "Fiturnya harus oke, spesifikasinya harus mumpuni, dan harganya harus murah? Benar?"
Axy memicing, ia menghitung sampai lima di dalam hati.
Satu.Tenang Axy, tenang.
Dua.Dia hanya profesional.
Tiga.Dia cuma mau mastiin, bukan ngejek.
Empat.Jangan emosi, oke.
Lima.Yok, bisa yok!
"Jenis terbaik dari yang termurah!" Axy meledak juga. Di seberang meja, Gala kembali tergelak.
Fine, Axy hanyalah karyawan tiri tanpa hak untuk angkuh.
Axy mau yang murah, jadi Axy harus ngalah.
Axy karyawansetrong!
.
.
.
Sampai jumpa di bab 2!
3 Comments
Ahmad-BNA
Active Level 10
Options
- Mark as New
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
07-27-2023 04:47 AM in
Others
Met pagi 🙋. Keren cerpennya mba
RinaiAksa
Active Level 1
Options
- Mark as New
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
07-27-2023 08:20 AM in
Others
Makasih banyak, Bang 😁
AjiErizal
Beginner Level 3
Options
- Mark as New
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
07-27-2023 03:35 PM in
Others
Bagus
