Cerita Si Raja Batak, dalam versi aslinya, bermula dari rombongan yang berasal dari Thailand, yang mana menyeberang ke Sumatera. Rutenya sendiri diyakini mengambil jalur ke Semenanjung Malaysia, hingga akhirnya sampai ke Sianjur Mula-mula serta menetap disana.
Tentunya wilayah tersebut, meski sudah mengalami berbagai perubahan, tetap dianggap sebagai awal mula keberadaan suku Batak.
Dahulu kala ada 1024 kerajaan Cola dari India menyerang Sriwijaya sekaligus menguasai daerah Barus.
Sedangkan, hubungannya dengan Si Raja Batak adalah waktu dari diperkirakan hidup pada tahun 1200. Sedangkan, Raja Sisingamangaraja ke XII diyakini sebagai keturunan Si Raja Batak generasi yang wafat pada tahun 1907.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemungkinan besar leluhur dari Si Raja Batak merupakan pejabat atau pejuang dari Sriwijaya. Kedudukannya sendiri diyakini ada di Barus, sebab pada abad tersebut, kerajaan Sriwijaya menguasai seluruh Nusantara.
Mengapa Si Raja Batak tidak disebut kerajaan dan lebih sering disebut sebagai suatu kelompok atau rombongan? Karena memang tidak ada bukti konkret yang menjelaskan bahwa kerajaan Batak benar-benar ada.
Julukan Si Raja Batak sendiri lebih menekankan pada penghormatan pada yang lebih tinggi, bukan julukan seperti raja pada umumnya. Maka dari itu, berbeda dengan kerajaan lain, Si Raja Batak lebih cocok disebut sebagai kelompok atau rombongan.
Meski memiliki wilayah kekuasaan, namun yang mengatur dan segala strukturnya pun tidak banyak diketahui sebab memang Si Raja Batak bukanlah orang yang memimpin negeri atau kerajaan.
Marga adalah nama yang diemban oleh anak laki-laki di Suku Batak, marga sendiri sangat banyak di suku ini, yakni sekitar 227 nama marga. Namun, pada Tarombo Naimarata diterangkan bahwa Si Raja Batak mempunyai 3 (tiga) orang anak, yang mana mereka meneruskan pimpinan Si Raja Batak.
Oleh sebab itulah, 3 marga dari anak Si Raja Batak ini menjadi asal mula bagaimana marga Suku Batak terbentuk hingga sekarang. Sebab marga sendiri bisa diubah pada anak perempuan ketika menikah, jika memang diizinkan.
Ada kisah menarik lainnya lagi bahwa pohon Nabolon milik Raja Batak yang cerita dahulu diminta oleh Raja Batak kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk sebagai tempat semedinya yang khusus utk memanjatkan Doa dan Permohonan kepada Tuhan. Pohon ini sama sekali tidak luka sedikitpun bila kita cincang potong dengan parang tajam sekalipun, yang ada mental gaesss...ajaib bukan?? Memang pemberian Tuhan tiada tanding, sama hal seperti Nabi Musa tongktanya dari Tuhan dan ketika dilempar menjadi Ular. Sungguh terkesan melihat Pohon Nabolon ini.
Akhir cerita Saya bersama Tim lainnya menuju ke Air Terjun Nai Sogop di Level tingkat 5 (Total Tingkat 7). Tidak lupa Saya memberikan Bendera Negara kita Merah Putih sebagai kecintaan akan budaya indonesia begitu Kaya. Estetika pengambilan foto bendera ini sengaja Saya buat agar seakan akan tiang bendera dari Air Terjun.
Ya air terjun gaess... krn Saya hanya bisa fotography dan Video Cinema ,terdiri 3 karakter yaitu: Sinematik Alam, Sinematik Artistik dan terkahir adalah Astrophotography.
Demikian gaesss....waktunya kita pulang dan istirahat kembali dirumah.
Ingat gaess.... Cintai Suku dan Budayamu... Cintai Indonesia Kita...
Salam Galaxy... 🤟😎🤟
Samosir, 28 Mei 2023
Lokasi : Rumah Raja Batak (All Place Photo)
☆ GALAXY S23 ULTRA
☆ Expert Raw
☆ Lr Premium Samsung
☆ Lens Low UV Standar
☆ K&F Concept Pro Carbon - Tripod
☆ Alphine Carbon Tripod -Stick Holder & Mono Stand Cam/ 𝗁𝖺𝗇𝖽𝗉𝗁𝗈𝗇𝖾
