Tradisi Malam Selikuran Keraton Kasunanan Surakarta

bayJoee
Options
Malam itu, suasana di depan kawasan Ngarsopuro terbilang ramai. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Kendaraan bermotor yang menghujani Kota Solo memperlambat lajunya. Iring-iringan kirab Malam Selikuran hendak melintas di kawasan Ngarsopuro menuju Taman Sriwedari.

image

Malam Selikuran merupakan sebuah tradisi yang dilakukan dalam rangka menyambut malam Lailatul Qadar. Selikuran berasal dari kata Selikur yang berarti dua puluh satu. Selikuran merupakan sebuah tradisi yang dilakukan pada malam ke-21 Ramadan. Tradisi ini sudah berlangsung sejak era kepemimpinan Sultan Agung pada masa Mataram Islam. Sejalan dengan waktu, tradisi ini mengalami pasang surut. Di Keraton Kasunanan Surakarta sendiri pun begitu.

Pada masa pemerintahan Paku Buwono IX, tradisi Malam Selikuran hidup kembali. Tradisi ini mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Paku Buwonno X. Paku Buwono X merupakan raja yang membawa Keraton Kasunanan Surakarta ke masa jayanya. Pada masa Paku Buwono X, tradisi Malam Selikuran tidak hanya berlangsung pada lingkup Keraton-Masjid Agung saja, tetapi diperluas hingga menuju Taman Sriwedari.

image

image

Suasana ramai yang semula terjadi di kawasan Ngarsopuro berubah menjadi lebih hening. Kendaraan bermotor yang berlalu lalang terhenti sejenak ketika rombongan kirab Malam Selikuran melintasi salah satu kawasan yang menjadi titik keramaian di Kota Solo.

Rombongan kirab diawali dengan para prajurit lalu dikuti oleh rombongan Keraton Kasunanan Surakarta. Masyarakat cukup antusias melihat kirab ini. Di salah satu tempat nongkrong di Ngarsopuro, para pengunjung berbondong-bondong melihat kirab Malam Selikuran ini.

Saya biasanya menyaksikan kirab ini di kawasan Keraton Kasunanan Surakarta. Namun, pada malam kemarin, saya memilih di kawasan Ngarsopuro untuk suasana yang lebih segar.

image

image

image

image

image

image

Kirab Malam Selikuran ini tidak hanya membawa orang-orang saja, tetapi juga dengan nasi tumpeng yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat. Dalam tradisi ini ada satu benda yang menjadi ikon. Benda tersebut adalah lampu ting. Lampu ting merupakan simbol dari obor yang dibawa oleh para sahabat ketika menjemput Nabi Muhammad SAW usai menerima wahyu di Jabal Nur.

Saat rombongan kirab lewat di kawasan Ngarsopuro, suasana menjadi hening. Tiada suara klakson yang membisingkan telinga. Satu persatu peserta kirab pun lewat. Rombongan terakhir kirab diisi oleh peserta yang melantunkan kidung-kidung dan membuat suasana kirab kian magis.

image

image

image

Kirab Malam Selikuran ini berakhir di Taman Sriwedari. Saya tidak mengikuti kirab hingga selesai. Malam Selikuran merupakan salah satu tradisi Keraton Kasunanan Surakarta pada bulan Ramadan yang masih berlangsung hingga saat ini. Tradisi ini merupakan tradisi yang dilakukan dalam menyambut malam Lailatul Qadar.

image

image

image

image

image

image



3 Comments