Solo, sebelum Maret 2025 berakhir. Saya berkesempatan mengunjungi salah satu ikon wisata Kota Solo yaitu Lokananta. Pada kesempatan tersebut, saya berkunjung bersama salah satu Samsung Members Stars yaitu Uqiuqian. Lokananta tidak hanya sekadar destinasi wisata kota saja, tetapi juga menyimpan sejarah panjang akan musik Indonesia. Di sinilah titik nol musik Indonesia.
Ketika berbicara tentang Lokananta, ingatan saya selalu kembali pada suatu masa ketika lagu kebangsaan Indonesai Raya sedang dihebohkan dengan versi yang lebih panjang. Saat itu, saya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Sekolah saya letaknya tidak jauh dari Lokananta dan oleh guru sejarah, kami satu kelas disuruh untuk ke Lokananta untuk mengenal lebih dekat Indonesia Raya.
Tujuan utama kami ke Lokananta yaitu Galeri Lokananta. Galeri tersebut menyimpan sejarah panjang musik Indonesia. Saat kami datang, kloter pertama kunjungan ke galeri sudah penuh. Alhasil, kami berdua harus menunggu satu jam untuk ikut dalam kloter selanjutnya. Jeda waktu tersebut kami manfaatkan untuk berkeliling di kawasan Lokananta. Salah satu yang menarik di Lokananta yaitu area taman lingkar.
Area taman lingkar Lokananta menjadi tempat yang seru untuk menghabiskan waktu sore. Taman lingkar ini sering menjadi tempat konser di Solo. Kata anak-anak zaman sekarang, Lokananta ini tempat berkumpulnya anak-anak yang skena banget.
Saat berada di sini, saya menyiagakan mata lensa Galaxy S25 Ultra. Beragam aktivitas banyak dilakukan di sini. Ada yang melakukan yoga bersama-sama, ada pekerja yang sedang membersihkan taman dari daun-daun yang berguuran, ada yang berjalan-jalan mengelilingi taman, pun ada yang bermain di sini. Sembari menunggu jadwal ke galeri, saya menyempatkan untuk mengabadikan beberapa momen di sini.
Ketika waktu mendekati pukul 17.00, saya dan Mas Uqi berjalan ke galeri. Sesampainya di sana, kami segera masuk dan memulai merangkai sejarah panjang musik Indonesia di Lokananta.
Lokananta tidak hanya sekadar perusahaan rekaman saja. Ia merupakan saksi dari banyak penyanyi hebat di Indonesia. Dari Kota Solo sendiri tentunya sudah tidak asing dengan nama Gesang dan Waljinah si Ratu Kembang Kacang. Lokananta pernah berada pada titik nadir. Akan tetapi, Lokananta sudah banyak berubah. Titik Nol Musik Indonesia ini harus berterima kasih salah satunya kepada mendiang Glenn Fredly yang menyuarakan Save Lokananta. Kampanye Save Lokananta inilah yang menjadi titik mula Lokananta menjadi lebih baik seperti saat ini.
Sepanjang menelusuri perjalanan musik Indonesia, mata lensa Galaxy S25 Ultra selalu bersiaga. Pun dalam beberapa kali kesempatan, saya meminta Mas Uqi untuk menjadi model fotonya. Ruangan yang paling menarik di Lokananta yaitu berada di ruangan yang berisi koleksi piringan hitam. Tempat ini menjadi primadonanya untuk berfoto. Saat berada di sini, saya meminta tolong Mas Uqi untuk menjadi model fotonya
Kamera Galaxy S25 Ultra yang sudah bersiaga sedari tadi segera memulai perannya. Saya memanfaatkan beberapa lensa yang ada pada Galaxy S25 Ultra. Salah satu yang menarik dari kamera Galaxy S25 Ultra yaitu lensa Ultrawide. Lensa ini mengalami peningkatan dibandingkan generasi sebelumnya. Pun, lensa Ultrawide mempunyai potensi untuk dieksplorasi lebih lanjut.
Salah satu eksplorasi yang dapat dilakukan dengan lensa Ultrawide yaitu memotret orang dengan memakai High Angle. Konsep ini menjadi salah adu tren di media sosial. Tren ini sangat menarik karena memberikan perspektif yang unik. Tidak hanya lensa Ultrawide saja yang saya gunakan, ketiga lensa lainnya juga saya manfaatkan untuk memotret Mas Uqi.
Ruang demi ruang kami jelajahi dan bersama perjalanan musik Indonesia, kami sampai di ruangan yang memuat sejarah musik Indonesia pada masa Orde Lama dan Orde Baru. Di ruangan ini, banyak sekali sudut yang dapat dimanfaatkan untuk properti foto. Saya kembali meminta Mas Uqi untuk menjadi model foto. Kali ini, konsep foto yang memanfaatkan komposisi Framing menjadi daya tarinya. Berbekal kemampuan kamera Galaxy S25 Ultra, saya mengambil potret Mas Uqi dalam komposisi Framing. Di Ruangan ini pula, konsep foto Candid sangat bisa dilakukan. Dan mata lensa Galaxy S25 Ultra yang terus bersiaga mengabadikan beberapa momen Candid di ruangan ini.
Perjalanan kami di Galeri Lokananta berakhir ketika memasuki area perpustakaan. Perpustakaan menjadi tempat yang Instagram-able. Di ruangan ini, saya kembali meminta tolong kepada Mas Uqi untuk menjadi model fotonya. Sepanjang saya melakukan eksplorasi di Lokananta, Expert RAW menjadi pilihan utama saya. Saya menyukai bagaimana Expert RAW mengolah suatu gambar dan fleksibilitasnya ketika dilakukan penyuntingan lebih lanjut. Expert RAW adalah game changer terhadap fotografi berbasis kamera ponsel pintar Samsung.
***
Tanpa terasa, sudah satu jam kami berkeliling di Galeri Lokananta. Lokananta merupakan tempat yang wajib dikunjungi saat berada di Kota Solo. Ia tidak hanya sekadar tempat yang skena banget bagi kaum muda, tetapi juga menyimpan sejarah panjang musik Indonesia. Dan sinilah, titik nol musik Indonesia itu bermula.
Eksplorasi Memotret
di Titik Nol Musik Indonesia
Bersama Galaxy S25 Ultra
