Original topic:

Mengenal Konten Foto Editorial di Shutterstock

(Topic created on: 01-09-2022 05:33 PM)
9729 Views
bayJoee
Options
Photography
Sebagai salah satu platform jual-beli foto, Shutterstock menawarkan beragam koleksi foto. Foto di Shutterstock sendiri terbagi dalam dua kategori. Pertama adalah konten foto komersial dan yang kedua adalah konten foto editorial. Lalu, apa yang membedakan dari kedua konten foto tersebut? Ringkasnya, konten foto komersial merupakan konten foto yang dapat digunakan dalam berbagai kebutuhan publikasi, sedangkan konten foto editorial merupakan konten foto yang hanya ditujukan untuk keperluan editorial saja. Apabila Members masih meraba-raba akan hal tersebut, sebagai gambarannya, ketika Members membaca sebuah berita, koran, majalah, dsb., biasanya terdapat foto yang menjadi ilustrasi pun penunjang/pelengkap dari sebuah peristiwa. Foto yang digunakan tersebut (baik untuk ilustrasi maupun pelengkap/pelengkap) merupakan konten foto editorial. Oleh karena itu, konten foto editorial hanya dapat digunakan untuk keperluan berita, koran, majalah, dsb., saja.

Pada utas sebelumnya, saya menjanjikan akan menulis tentang Editorial sekaligus Release dalam Shutterstock. Akan tetapi, dalam utas ini saya fokus membahas tentang Editorial terlebih dahulu. Hal ini saya lakukan agar utas tidak terlalu panjang.

Sebelum melanjutkan tentang hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat mengunggah konten foto editorial, yang perlu diketahui adalah konten foto editorial dalam Shutterstock juga terbagi menjadi dua macam. Pertama adalah Documentary Editorial dan yang kedua adalah Illustrative Editorial.

Documentary Editorial
Documentary Editorial merupakan konten foto yang mengabadikan sebuah acara, momen, situasi, atau lokasi secara spesifik. Contohnya seperti saat ada demo, parade, konser, landmark, dsb. Foto yang masuk dalam Documentary Editorial diberikan sedikit napas lega perihal kualitas foto jika kita tidak mempunyai kontrol penuh atas objek foto yang dibidik. Contohnya seperti memotret petugas pemadam kebakaran yang tengah memadamkan suatu kebakaran. Sedikit napas lega juga diberikan untuk foto yang bagi Shuterstock termasuk langka, foto yang sangat bernilai jurnalistik, atau foto yang situasinya tidak memungkinkan kita untuk mengoptimalkan kamera saat mengambinya. Selain itu, ketika objek foto dapat dibidik secara optimal sekalipun dalam sebuah acara, Shutterstock akan lebih selektif.

Dalam konten foto Documentary Editorial, apabila foto diambil di acara privat atau berbayar, Shutterstock akan meminta dokumen tambahan. Mereka menyebutnya Press Credentials. Bentuk Press Credentials biasanya berupa tiket dari acara tersebut.

Illustrative Editorial
Sesuai dengan namanya, Illustrative Editorial merupakan konten foto yang mengilustrasikan sebuah objek. Foto Illustrative Editorial dapat berupa foto kreatif maupun terkonsep, tetapi foto harus memiliki ide atau konsep yang kuat mengingat tujuan dari konten ini digunakan untuk sebuah editorial. Berbeda dengan Documentary Editorial yang diberikan sedikit napas lega perihal kualitas foto, Illustrative Editorial memiliki standar kualitas selayaknya foto komersial. Sebagai contohnya dapat dilihat di bawah ini. Foto yang digunakan berasal dari Shutterstock yang juga menjadi contoh dalam artikel Illustrative Editorial.

image
Contoh foto Illustrative Editorial. Sumber: Shutterstock.

Foto di atas termasuk dalam Illustrative Editorial karena konten tersebut bukan mendokumentasikan sebuah acara, melainkan mendokumentasikan sebuah wadah kopi dari merek tertentu lalu terdapat seseorang yang sedang menggunakan laptop. Foto ini dapat digunakan sebagai ilustrasi tentang ngopi di tempat tersebut atau bisa juga tentang work from home.

image
Contoh lainnya. Sumber: Shutterstock.

Dalam konten foto Illustrative Editorial terdapat hal-hal yang harus diperhatikan.

1. Kualitas Foto
Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, kualitas foto untuk konten Illustrative Editorial memiliki standar yang sama dengan foto komersial. 

2. Komposisi dan Penataan Gaya Objek
Komposisi dalam konten Illustrative Editorial sangat diperhatikan. Untuk itu, sebaiknya Members mengetahui dan memahami aturan dasar dalam fotografi tentang penempatan objek. Utas tentang ini pernah saya buat. Untuk tautannya akan saya sematkan di akhir utas ini. Komposisi yang tidak disusun dengan baik akan ditolak oleh Shutterstock. Perihal gaya objek dalam foto, objek foto harus bersih dan ditata gayanya secara baik.

3. Cahaya
Sebagaimana dalam fotografi, cahaya juga menjadi pertimbangan dalam konten Illustrative Editorial. Cahaya pun bayangan yang terlalu kuat akan menyebabkan foto ditolak. Pun dengan pencahayaan yang tidak menarik bagi Shutterstock, foto akan ditolak.

4. Noise/Artifacts/Film Grain
Sehubungan dengan kualitas foto yang sepadan dengan foto komersial, foto Illustrative Editorial juga harus bebas Noise, Artifacts, dan Film Grain. Apabila Members membutuhkan informasi lebih lanjut tentang tiga hal tersebut, Members dapat membaca kembali tentang utasTips Agar Foto Diterima Oleh Shutterstock yang pernah saya buat. Tautannya akan saya sematkan di akhir utas ini.

5. Fokus
Fokus dalam Illustrative Editorial harus tajam dan apabila menggunakan Shallow Depth, maka objek harus ditempatkan di lokasi yang diperlukan. Apabila Members awam tentang Shallow Depth, sederhananya Shallow Depth itu foto yang objeknya fokus dan area lainnya kabur/buram/blur.

Setelah memahami kedua konten foto editorial di atas, dalam mengirimkan foto editorial, ada hal-hal yang juga harus diperhatikan.

1. Foto
Seperti yang sudah daya tuliskan, foto yang dikirim sebagai konten editorial harus memiliki nilai berita. Selian itu, objek foto harus tampak natural dan tidak tampak seperti diarahkan oleh fotografer. Apabila foto yang diajukan tidak memenuhi kriteria dari kedua jenis foto editorial, foto akan ditolak.

2. Proses Penyuntingan
Baik pada Documentary maupun Illustrative Editorial, proses penyuntingan diperbolehkan. Hanya saja, proses penyuntingan hanya sebatas koreksi pencahayaan, pemangkasan, dan permainan warna.

3. Keywords
Yang tidak kalah penting saat mengunggah konten foto editorial adalah pemilihan Kata Kunci atau Keywords. Kata Kunci yang digunakan harus sesuai dengan konten foto yang diunggah. Apabila Members mengunggah konten foto Illustrative Editorial, maka yang wajib ada dalam kolom Kata Kunci adalah "illustrative" dan "editorial" atau Members juga bisa menggunakan kata kunci "illustrative editorial" saja. Gunakan salah satu dari kedua opsi tersebut.

Untuk konten foto Documentary Editorial, Members hanya perlu memakai kata kunci "editorial" saja. Jangan sekali-kali menambahkan "illustrative" ke dalam kata kunci jika foto yang dikirim tidak ingin ditolak! Sebagaimana yang pernah saya utarakan di utas sebelumnya, Keywords dan foto harus relevan. Members harus memastikan apakah foto tersebut masuk ke dalam Documentary Editorial atau Illustrative Editorial agar kata kunci yang dipilih sesuai dengan konten fotonya.

image
Kolom Keywords.

4. Tag
Sama hal dengan Keywords, Tag saat mengunggah foto editorial harus diperhatikan. Jika foto yang diunggah masuk kategori Documentary Editorial, maka cukup memberikan tanda cek pada kolom Editorial di bagian Additional Info saja dan apabila foto masuk dalam kategori Illustrative Editorial, maka harus memberikan tanda cek pada kolom Editorial dan Illustration. Konten foto editorial yang tidak mencantumkan atau memberikan tanda cek pada kolom editorial dan/atau illustrative sudah pasti ditolak.

image
Kolom Tag dalam Additional Info.

5. Caption
Hal terakhir yang perlu diperhatikan saat mengunggah foto editorial adalah penggunaan Caption dalam kolom deskripsi. Tidak seperti foto komersial yang sebatas memberikan keterangan sesuai foto, foto editorial memiliki tata aturan dalam penulisan Caption. Tips dasar dalam menulis Caption untuk foto editorial adalah menggunakan prinsip 5W 1H. Untuk referensi dalam menuliskan Caption, Members dapat melihat keterangan yang ada pada sebuah foto di suatu berita maupun koran. Format penulisan Caption dapat dilihat di bawah ini:

KOTA, NEGARA – BULAN TANGGAL, TAHUN atau CIRCA BULAN/TAHUN: keterangan yang menggambarkan foto secara faktual termasuk tentang apa yang digambarkan oleh foto itu sendiri.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam format Caption adalah sebagai berikut:
  • Perhatikan penggunaan huruf balok dalam format di atas.
  • Tanda pisah yang digunakan dalam format di atas adalah En Dash. Cara menemukan En Dash dalam papan ketik di ponsel pintar juga cukup mudah. Saat membuka papan ketik, Members dapat mencari simbol tanda pisah. Lalu, tekan agak lama pada simbol tersebut dan nantinya akan muncul tiga tanda pisah. Pilih simbol yang terletak di tengah.
image
Tanda Pisah.

image
En Dash.
  • Apabila tanggal pemotretan atau acara tidak diketahui secara pasti, Members dapat menggunakan opsi "CIRCA BULAN/TAHUN" sebagai pengganti "BULAN TANGGAL, TAHUN".
  • Shutterstock memberikan keleluasaan untuk tidak menuliskan nama negara apabila kota yang ada dalam Caption tersebut sudah sangat terkenal. Akan tetapi, untuk kota-kota yang ada di Indonesia tidak termasuk dalam daftar kota yang dapat ditulis tanpa nama negaranya.
  • Dalam hal penggunaan tata bahasa, Caption ditulis dalam bahasa Inggris dan menggunakan Present Tense.
Sebagai penerapan dari tata cara penulisan Caption dalam foto editorial, saya mengambil contoh dari foto saya yang lolos kurasi sebagai konten foto editorial. Foto dan Caption dalam kolom deskripsi dapat dilihat di bawah ini:

image
Konten foto editorial yang lolos kurasi.

BOYOLALI, INDONESIA – December 12, 2021: A view of the countryside in the sunday morning in Boyolali, Indonesia on December 12, 2021.

***

Baik itu konten foto komersial maupun editorial, meskipun hanya berbekal kamera ponsel pintar hal ini tidak menjadi penghalang agar foto-foto yang kita diambil dapat diterima oleh Shutterstock pun dengan situs jual-beli foto lainnya. Saya akan menutup utas ini dengan kalimat yang pernah saya tulis di utas sebelumnya. Tidak ada yang mustahil selama kita mau mencoba. Ambil ponsel pintarmu, abadikan momenmu. Semangat dan selamat mencoba.

Sekian dan terima kasih.
Selamat berkreasi dan berkreativitas. Maksimalkan gawai yang dimiliki.


Catatan Tambahan:
1. Jangan pernah takut bermain warna dan terpaku terhadap sebuahpreset. Ciptakan warna danpreset-mu sendiri.

2. Jangan malu dengan hasil fotomu sendiri. Semakin terbiasa memotret akan dapat menemukan rasa yang tepat sesuai dengan karakter masing-masing.

3. Jangan menyerah saat foto yang dikirim ditolak. Semangat!

4. Apabila penasaran dengan foto-foto saya yang diterima, Members dapat melihatnya pada tautan berikut:https://www.shutterstock.com/id/g/bajoesaputra

Utas-utas terkait:
6 Comments
rizkiarnaz
Expert Level 5
Photography
informatif sekali utasnya kakak 👍

rumit juga proses di shutterstock ya, salah keyword saja bisa ditolak 🙈😱
Photography
Terima kasih. 🙏🏻

Iya. Perlu ketelitian saat mengunggah foto.
rizkiarnaz
Expert Level 5
Photography
sama-sama kakak 🙏

nah, itu dia yang suka membingungkan waktu memilih, foto yang diunggah masuk kategori yang mana 😅
0 Likes
Photography
😁🙏🏻

Pakai saran yang diberikan saja, tapi kadang sarannya juga ga nyambung. 😅
0 Likes
NANDO07
Expert Level 5
Photography

 Makasih Kak Bayu atas infonya  :))

Photography
Sama-sama.
0 Likes