giovanii
Active Level 6
Options
- Mark as New
- Bookmark
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
10-23-2022 08:43 PM (Last edited 10-23-2022 10:51 PM ) in
Others
Hai nama saya Giovani dan ini adalah cerita saya dan Galaxy A50 saya.
.
.
.
.
.

Saya seorang mahasiswa tingkat akhir disalah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Lampung. Saya mempunyai hobi fotografi. Saya sangat senang sekali memotret bangunan, pemandangan, objek-objek kecil seperti serangga dan berbagai bunga. Walaupun hasil foto saya belum sebagus hasil foto orang-orang, saya selalu berusaha untuk belajar agar hasil foto saya menjadi lebih baik.
Selama ini saya hanya memotret menggunakan smartphone. Awalnya pada tahun 2019, ketika saya mengikuti kepanitiaan Desa Binaan di salah satu desa yang terletak dipinggiran kota Bandarlampung. Saya sangat terpesona dengan sekumpulan tanaman bunga hias yang ada dipinggir jalan desa itu. Saya dan teman saya pun memotret bunga-bunga itu, kemudian saya pun melihat hasil dari jepretan teman saya yang ternyata hasilnya sangat bagus. Berbeda dengan hasil foto saya yang terkesan biasa saja. Tapi saat saya perhatikan smartphone yang dia pakai harganya lebih murah, seharusnya kualitas kameranya juga tidak setara dengan smartphone saya. Saat itu saya dan teman saya belum menggunakan perangkat Galaxy. Saya pun bertanya kepadanya dan teman saya pun menjawab.
"Hasil foto mah tergantung skill, kualitas kamera itu juga membantu sih, cuma ya yang megang handphone nya juga harus ngerti." Kata teman saya.

Oke, mungkin memang skill fotografi saya masih kurang. Walaupun begitu saya juga tidak terlalu menyukai hasil kamera dari smartphone saya. Saya pun berencana untuk membeli smartphone baru, saya sangat tertarik sekali dengan perangkat dari Samsung Galaxy series. Sepertinya juga Tuhan mendukung niat saya untuk mengganti smartphone baru. Perangkat saya yang lama pun akhirnya rusak, setelah saya service berkali-kali, menyebalkan.

Sekitar akhir 2019, saya membeli Samsung Galaxy A50, kualitas kameranya oke juga dihargai sekelasnya. Kualitas video dan audio pun untuk diharga yang sama merupakan kualitas papan atas. Jujur saya senang sekali, setidaknya saya punya kamera yang bagus untuk menyalurkan hobi saya.
Kemudian diawal Desember, saya menghadiri acara perpisahan kepengurusan BEM Universitas kampus saya, karena saya juga sebagai staff ahli BEM saat itu. Saya dengan bangga membawa perangkat Galaxy saya dan mengajak selfie rekan-rekan saya di BEM, membuat kenang-kenangan sekalian pamer. Teman saya yang waktu itu ikut memotret bunga saat Desa Binaan pun memuji kualitas dari kamera smartphone ku. Dia pun ingin membeli perangkat Galaxy juga katanya.
Saat itu saya senang sekali, banyak momen-momen indah yang bisa saya potret menggunakan Galaxy A50 ini. Ditambah saya pun perlahan-lahan tau caranya memotret objek dengan baik. Walaupun begitu tapi saya malu untuk menunjukkan hasil foto saya di media sosial.
Kemudian saya mendapat kabar bahwa teman saya sudah membeli smartphone baru. Saya ingin bertanya kepadanya, tapi saya malu untuk bertanya. Kemudian saya melihat akun Instagram nya dan dia mengunggah foto terbarunya. Sebuah foto jalur kereta api dengan suasana langit sore hari, seperti biasa hasilnya selalu bagus. Tapi afa suatu hal yang membuat saya terkejut, watermark di fotonya tertulis "Dipotret menggunakan Galaxy A50 saya". Wah ternyata dia membeli Galaxy A50, perangkat yang satu tingkat lebih bagus dari punya saya. Harusnya, setelah melihat foto dari teman saya, saya harus jadi lebih berani untuk menggunggah hasil foto yang sudah banyak tersimpan di memori internal A50 ini. Tapi saya malah sebaliknya, saya blum percaya diri sehingga foto-foto yang ada hanya menjadi pajangan digaleri saja.



Singkat cerita pada tahun 2022, saya bertemu dengan teman saya lagi. Dia sudah banyak sekali perubahan terutama smarthphone yang jadi daily driver nya. Sekarang dia menggunakan perangkat flagship nya Samsung, keren. Dia pun bertanya kepada saya.
"Gio masih pake Samsung kan?" Tanya nya. Kemudian saya menjawab
"Iya, kenapa emang?" Jawab saya.
"Join Samsung Members geh." Kata teman saya.
"Apaan tuh?" Tanya saya.
"Aplikasi yang isinya komunitas pengguna Samsung, lu harus join! Banyak lombanya loh. Hadiahnya juga bukan kaleng-kaleng." Kata teman saya.
"Oke entar gue coba." Kata saya mengakhiri percakapan.
Setelah berfikir cukup lama, akhirnya saya membuka aplikasi Samsung Members. Ternyata benar, banyak sekali orang-orang yang menggunakan perangkat dengan merk yang sama disini. Mereka saling berkomunikasi dengan mengunggah foto, video, tulisan. Saling berkomentar dan memberi solusi, sebuah aplikasi yang bermanfaat ternyata.
Kemudian saya melihat sebuah unggahan foto yang menurut saya biasa saja, tapi si pengunggah ternyata percaya diri sekali dengan hasil fotonya. Saya buka dan saya lihat ternyata banyak juga yang komentar, isi komentarnya pun rata-rata memprovokasi kita untuk terus berkarya lagi. Saya pun akhirnya memberanikan diri untuk mengunggah foto di Samsung Members. Saya grogi, takut foto saya tidak mendapat love dan komentar, tapi ternyata saya salah. Saya mendapat love dan komentar yang membuat saya menjadi senang. Saya senang sekali dan menjadi bersemangat untuk terus berkarya disini, mengunggah foto dan video terbaik yang saya hasilkan. Mengikuti kontes yang diselenggarakan, walaupun saya tau kemungkinan saya menang hanya 0,1%. Bukan hadiah yang saya cari, tapi sebuah apresiasi karena saya membutuhkan itu untuk membentuk kepercayaan diri.
Terimakasih telah membaca cerita saya. Mungkin cerita ini, tidak menarik tapi saya benar-benar senang sekali menuliskannya.
Sampai jumpa.
.
.
.
.
.
Selama ini saya hanya memotret menggunakan smartphone. Awalnya pada tahun 2019, ketika saya mengikuti kepanitiaan Desa Binaan di salah satu desa yang terletak dipinggiran kota Bandarlampung. Saya sangat terpesona dengan sekumpulan tanaman bunga hias yang ada dipinggir jalan desa itu. Saya dan teman saya pun memotret bunga-bunga itu, kemudian saya pun melihat hasil dari jepretan teman saya yang ternyata hasilnya sangat bagus. Berbeda dengan hasil foto saya yang terkesan biasa saja. Tapi saat saya perhatikan smartphone yang dia pakai harganya lebih murah, seharusnya kualitas kameranya juga tidak setara dengan smartphone saya. Saat itu saya dan teman saya belum menggunakan perangkat Galaxy. Saya pun bertanya kepadanya dan teman saya pun menjawab.
"Hasil foto mah tergantung skill, kualitas kamera itu juga membantu sih, cuma ya yang megang handphone nya juga harus ngerti." Kata teman saya.
Oke, mungkin memang skill fotografi saya masih kurang. Walaupun begitu saya juga tidak terlalu menyukai hasil kamera dari smartphone saya. Saya pun berencana untuk membeli smartphone baru, saya sangat tertarik sekali dengan perangkat dari Samsung Galaxy series. Sepertinya juga Tuhan mendukung niat saya untuk mengganti smartphone baru. Perangkat saya yang lama pun akhirnya rusak, setelah saya service berkali-kali, menyebalkan.
Sekitar akhir 2019, saya membeli Samsung Galaxy A50, kualitas kameranya oke juga dihargai sekelasnya. Kualitas video dan audio pun untuk diharga yang sama merupakan kualitas papan atas. Jujur saya senang sekali, setidaknya saya punya kamera yang bagus untuk menyalurkan hobi saya.
Kemudian diawal Desember, saya menghadiri acara perpisahan kepengurusan BEM Universitas kampus saya, karena saya juga sebagai staff ahli BEM saat itu. Saya dengan bangga membawa perangkat Galaxy saya dan mengajak selfie rekan-rekan saya di BEM, membuat kenang-kenangan sekalian pamer. Teman saya yang waktu itu ikut memotret bunga saat Desa Binaan pun memuji kualitas dari kamera smartphone ku. Dia pun ingin membeli perangkat Galaxy juga katanya.
Saat itu saya senang sekali, banyak momen-momen indah yang bisa saya potret menggunakan Galaxy A50 ini. Ditambah saya pun perlahan-lahan tau caranya memotret objek dengan baik. Walaupun begitu tapi saya malu untuk menunjukkan hasil foto saya di media sosial.
Kemudian saya mendapat kabar bahwa teman saya sudah membeli smartphone baru. Saya ingin bertanya kepadanya, tapi saya malu untuk bertanya. Kemudian saya melihat akun Instagram nya dan dia mengunggah foto terbarunya. Sebuah foto jalur kereta api dengan suasana langit sore hari, seperti biasa hasilnya selalu bagus. Tapi afa suatu hal yang membuat saya terkejut, watermark di fotonya tertulis "Dipotret menggunakan Galaxy A50 saya". Wah ternyata dia membeli Galaxy A50, perangkat yang satu tingkat lebih bagus dari punya saya. Harusnya, setelah melihat foto dari teman saya, saya harus jadi lebih berani untuk menggunggah hasil foto yang sudah banyak tersimpan di memori internal A50 ini. Tapi saya malah sebaliknya, saya blum percaya diri sehingga foto-foto yang ada hanya menjadi pajangan digaleri saja.
"Gio masih pake Samsung kan?" Tanya nya. Kemudian saya menjawab
"Iya, kenapa emang?" Jawab saya.
"Join Samsung Members geh." Kata teman saya.
"Apaan tuh?" Tanya saya.
"Aplikasi yang isinya komunitas pengguna Samsung, lu harus join! Banyak lombanya loh. Hadiahnya juga bukan kaleng-kaleng." Kata teman saya.
"Oke entar gue coba." Kata saya mengakhiri percakapan.
Setelah berfikir cukup lama, akhirnya saya membuka aplikasi Samsung Members. Ternyata benar, banyak sekali orang-orang yang menggunakan perangkat dengan merk yang sama disini. Mereka saling berkomunikasi dengan mengunggah foto, video, tulisan. Saling berkomentar dan memberi solusi, sebuah aplikasi yang bermanfaat ternyata.
Kemudian saya melihat sebuah unggahan foto yang menurut saya biasa saja, tapi si pengunggah ternyata percaya diri sekali dengan hasil fotonya. Saya buka dan saya lihat ternyata banyak juga yang komentar, isi komentarnya pun rata-rata memprovokasi kita untuk terus berkarya lagi. Saya pun akhirnya memberanikan diri untuk mengunggah foto di Samsung Members. Saya grogi, takut foto saya tidak mendapat love dan komentar, tapi ternyata saya salah. Saya mendapat love dan komentar yang membuat saya menjadi senang. Saya senang sekali dan menjadi bersemangat untuk terus berkarya disini, mengunggah foto dan video terbaik yang saya hasilkan. Mengikuti kontes yang diselenggarakan, walaupun saya tau kemungkinan saya menang hanya 0,1%. Bukan hadiah yang saya cari, tapi sebuah apresiasi karena saya membutuhkan itu untuk membentuk kepercayaan diri.
Terimakasih telah membaca cerita saya. Mungkin cerita ini, tidak menarik tapi saya benar-benar senang sekali menuliskannya.
Sampai jumpa.
12 Comments
- « Previous
-
- 1
- 2
- Next »
MetaroEm
Expert Level 5
Options
- Mark as New
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
10-26-2022 06:01 PM in
Others
Dengan senang hati kak hehee temennya gatot ya 😊🙏
giovanii
Active Level 6
Options
- Mark as New
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
10-26-2022 10:20 PM in
Others
Wah kok tau kak
MetaroEm
Expert Level 5
Options
- Mark as New
- Subscribe
- Subscribe to RSS Feed
- Permalink
- Report Inappropriate Content
10-26-2022 10:34 PM in
Others
Jangan tanya wkwkwk pasti tau saya mah. 😁😁😁

- « Previous
-
- 1
- 2
- Next »